KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Hikayat Prabu Siliwangi, tidak pernah habis untuk diulas dan banyak pelajaran yang didapat setiap dibahas atau ditarik lagi ke sejarah masa lampau terutama aPA yang sebenarnya terjadi dengan akhir hayat Prabu Siliwangi?
Namun dalam catatan sejarah, Prabu Siliwangi meninggal dunia diyakini di usia 120 tahun, pada tahun 1521. Jenazahnya kemudian diperabukan.
Sejarah ini, memang bertolak belakang dengan keyakinan sebagian masyarakat di tanah pasundan. Bahwa Prabu Siliwangi tidak meninggal melainkan moksa.
BACA JUGA:Rengasdengklok Saksi Penting Sejarah Kemerdekaan RI, Sekarang Jadi Wisata Perjuangan
Catatan Prabu Siliwangi meninggal salah satunya terdapat pada Prasasti Batu Tulis yang dibuat 12 tahun setelah wafatnya Prabu Siliwangi.
“Peasasti Batu Tulis Dibuat atas penghargaan untuk Sri Baduga Maharaja,” kata Guru Besar FIB Unpad, Prof Dr Nina Herlina Lubis, dalam pemaparannya di webinar beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:79 Dewan Hakim STQH Tingkat Provinsi Jabar Resmi Dilantik, Ini Tugasnya
Menurut dia, dalam Prasasti Batu Tulis jelas disebutkan Prabu Siliwangi meninggal pada tahun 1521 dan jenazahnya diperabukan.
“Kenapa diperabukan? Karena dia beragama Hindu,” ungkap Prof Nina.
BACA JUGA:Inilah Sinopsis dan Link Nonton Film Miracle in Cell No. 7, Kreen Banget!
Fakta sejarah ini, memang berbeda dengan keyakinan masyarakat yang dilandasi cerita tutur. Bahwa Sri Baduga Maharaja Ngahyang bersama Kerajaan Pajajaran.
Namun, merujuk Prasasti Batu Tulis, jelas bahwa Sri Baduga Maharaja masih memiliki penerus yakni Prabu Surawisesa yang merupakan anaknya.
BACA JUGA:Pilot Susi Air Belum Dibebaskan KKP, Bu Susi : Saya Akan Minta Bom ke TNI
Namun, kekuasaan Pajajaran atau Kerajaan Sunda pelan-pelan tergerus karena menguatnya pengaruh Kerajaan Islam.