Kemungkinan terburuk yang dapat terjadi terkait ketersediaan nikel untuk baterai kendaraan listrik adalah jika pasokan nikel menjadi terbatas atau tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Meskipun nikel merupakan salah satu bahan utama dalam produksi baterai mobil listrik saat ini, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan terkait ketersediaannya di bumi.
1. Keterbatasan Cadangan Nikel:
Saat ini, cadangan nikel yang diketahui di bumi cukup besar, tetapi keberlanjutan pasokan nikel dalam jangka panjang masih menjadi perhatian. Cadangan nikel terkonsentrasi di beberapa negara seperti Indonesia, Filipina, dan Rusia. Jika cadangan ini dikurangi atau habis, dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan yang dapat berdampak pada industri baterai kendaraan listrik.
BACA JUGA:Polemik Al Zaytun, MUI Jabar Rekomendasikan Ditutup
2. Permintaan yang Tinggi:
Permintaan nikel untuk industri baterai kendaraan listrik diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan adopsi kendaraan listrik di seluruh dunia. Ini dapat meningkatkan tekanan pada pasokan nikel dan mengakibatkan peningkatan harga, terutama jika produksi nikel tidak dapat meningkat secara signifikan untuk mengimbangi permintaan yang tumbuh pesat.
3. Dampak Lingkungan:
Proses penambangan nikel dan produksi baterai dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Penambangan nikel seringkali terkait dengan deforestasi, kerusakan ekosistem, dan dampak negatif lainnya. Jika permintaan nikel meningkat secara drastis, risiko kerusakan lingkungan juga dapat meningkat.
BACA JUGA: Karawang Resmi Jadi Daerah Bagian dari Jejaring Kreatif di Indonesia, Ini Keuntungannya!