Cegah Penyebaran Wabah Antraks,Distribusi Hewan Diperketat Masuk Wilayah Bandung

Senin 10-07-2023,16:44 WIB
Reporter : Okky Firmansyah
Editor : Okky Firmansyah

Jabar, Disway.id- Viral di media sosial mengenai korban positifwabah antraks yang di derita oleh 3 orang dan 85 orang suspek antraks di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini diakibatkan mengkonsumsi hewan ternak yang sudah dalam keadaan tewas.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Bandung, Wilsandi Saefuloh menyebut, kini pihaknya tengah memperketat terkait pendistribusian hewan ternak yang masuk ke wilayah Kota Bandung.

“Kami di Kota Bandung tengah memperketat pengawasan lalu lintas, terutama hewan yang masuk RPH yang mau dipotong. Itu sudah jelas kita selalu periksa surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal itu, karena itu poin utama hewan ternak bisa masuk kesini” ujar Wilsandi, Senin 10 Juli 2023.

BACA JUGA:Cegah Antraks, Purwakarta Tutup 4 Pasar Hewan, DKPP Kota Bekasi Sidak Lapangan

Selain itu, dirinya mengaku, kini tengah mengkomunikasikan kepada para peternak agar melaporkan apabila terdapat gejala aneh yang diderita oleh hewan ternaknya. Hal ini agar wabah antraks tidak terjadi di Kota Bandung.

“Dengan para peternak komunikasi kita sudah berjalan dengan baik, informasi cepat kita sampaikan dan juga cepat merespon. Kita siaga 24 jam kalau ada laporan dari peternak” katanya

Daerah Jawa Barat sendiri terdapat 8 wilayah yang merupakan endemic antraks. Wilayah tersebut yaitu Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Karawang.

BACA JUGA:Daftar Kekayaan Kepala Dinas di Kabupaten Bekasi, Ada yang Kalahkan Pj Bupati

Meskipun Kota Bandung tidak masuk kedalam wilayah endemic antraks. Wilsandi menuturkan, pengupayaan terkait pencegahan wabah ini akan terus dilakukan dengan melakukan vaksinasi kepada hewan ternak di Kota Bandung.

“Kemarin juga kita sudah koordinasi dengan provinsi untuk ketersediaan vaksin. Tapi provinsi memfokuskan untuk daerah endemic dulu karena kan nanti sumber sumbernya dari sana” ujarnya

“kita yang daerah-daerah non endemik tadi memperketat lalu lintas sama apa membangun komunikasi yang tepat dengan para peternak” tambahnya.

BACA JUGA:39 BUMD Milik Pemprov Jabar Dinilai Tidak Sehat, Hanya Bank BJB Dan PT Migas Utama Jabar Yang Sumbang PAD

Selain itu, terkait hewan ternak positif antraks, Wilsandi memaparkan, hewan tersebut biasanya memiliki ciri dan karakter yang berbeda. Terkait ciri biasanya terdapat luka lebam di beberapa bagian tubuh dan dari segi karakter hewan tersebut lemas dan sering kejang.

“Ciri-cirinya sih ya kebanyakan sih ada ada bengkak di leher pada sisi perut pinggang sampai ke alat kelamin bagian luarnya terus ada kejang, terus ada demam panas tinggi” jelasnya.

“Terus keluar darah juga sih di hidung terus telinga sama alat kelamin, ada kembung biasanya di perutnya. Lidahnya biasanya ada luka di lidah dan kebanyakan sih biasanya mati mendadak” paparnya.

BACA JUGA:Cawe-cawe PPDB Online, Ombudsman dan Tim Saber Pungli Jabar Diminta Turun ke Bekasi

Sampai saat ini di Kota Bandung belum terdapat laporan terkait hewan ternak positif antraks. Wilsandi menghimbau agar masyarakat tak perlu khawatir. Karena selain penyebarannya yang lama, Kota Bandung sendiri tidak ditetapkan sebagai wilayah endemic antraks.

“alhamdulillah belum pernah ada kasusn di Kota Bandung ya. Karena biasanya kan anthrax relatif lama penyebarannya, biasanya puluh tahun gitu. jadi alhamdulillah Bandung bukan termasuk salah satu kabupaten kota yang ditetapkan endemic antraks” pungkasnya.***

 

Kategori :