KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) menyebut bahwa upaya pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pembinaan tak efektif hingga lebih dari 5 tahun sungai Cileungsi belum bebas dari pencemaran limbah.
Pada saat Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan ke-78 ternyata sungai Cileungsi dan Kali Bekasi belum merdeka dari limbah.
Selama Agustus 2023, ribuan warga yang bermukim di sekitar kedua sungai tersebut mengeluhkan air sungai yang berwarna hitam dan bau menyengat.
BACA JUGA:Kadis LH Diminta Jangan Asal Ngomong Penyebab Limbah Kali Bekasi, Harus Disertai Data
Ketua KP2C Puarman, mengatakan bahwa pencemaran sungai Cileungsi ini sudah berlangsung lama, bahkan lebih dari 5 tahun.
Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini, ternyata tidak efektif karena pencemaran yang diduga dari limbah industri selalu terjadi dan berulang.
BACA JUGA:KP2C Gesa Percepatan Pengerukan Kali Bekasi untuk Cegah Banjir
"Kini saatnya melakukan penindakan yang tegas, tutup pabriknya dan pidanakan pelakunya, agar ada efek jera!," tegas Puarman, Jumat (18/8/2023).
Dikatakannya bahwa masyarakat sudah terlalu menderita dan dirugikan.
Pasokan bahan baku air minum untuk ribuan warga kota Bekasi terganggu karena air Kali Bekasi yang merupakan hilirnya sungai Cileungsi terimbas kiriman limbah dari hulu.
BACA JUGA:Kali Bekasi Masih Tercemar Limbah, Ketegasan Pemerintah Dipertanyakan
Begitupun masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai Cileungsi dan Kali Bekasi merasakan bau menyengat dan terganggu kesehatannya.
"Semoga pihak terkait yang diberikan kewenangan terhadap pencemaran sungai Cileungsi, bisa segera bertindak tegas," tutup Puarman.
BACA JUGA:Subkon Proyek Penanggulang Banjir Kali Bekasi Diduga Kerja Tanpa Pengawasan
Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) kembali melakukan penelusuran untuk mencari sumber pencemaran. "Kami kembali melakukan penelusuran sungai Cileungsi mulai dari hilir hingga ke hulu," ujar Puarman.
Penelusuran dilakukan dari hilir hingga hulu, diawali dari P2C (Pertemuan Cileungsi Cikeas) yang merupakan titik nol kali Bekasi. Pada titik ini terlihat jelas perbedaan warna air sungai Cikeas dan Cileungsi. Air sungai Cikeas berwarna coklat normal sedangkan air sungai Cileungsi hitam pekat serta bau.
BACA JUGA:DLH Kota Bekasi Sebut Penyebab Pencemaran Kali Bekasi Limbah Tiga Perusahaan di Bogor
Terlihat gradasi warna mencolok serta ikan-ikan yang menggelepar di pertemuan dua sungai tersebut. Setelah pertemuan sungai Cikeas dan Cileungsi namanya menjadi Kali Bekasi.
Selanjutnya penelusuran berlanjut ke hulunya di Curug Parigi yang sisi baratnya masuk wilayah Kabupaten Bogor sedangkan sisi timur wilayah Kota Bekasi.
BACA JUGA: Rangkaian Peringatan HLH se-Dunia 2023, DLH Gelar Aksi Bersih Kali Bekasi
Di Curug Parigi ini air sungai berwarna hitam, bau dan berbuih serta ikan banyak yang mati.
Menghitam Sebelum Masuk Kota Bekasi
Pada penelusuran berikutnya di Jembatan Canadian, Kota Wisata yang kiri kanannya masuk wilayah Kabupaten Bogor, air sungai juga hitam dan bau. Dari temuan ini, terlihat jelas kondisi pencemaran sudah terjadi pada sungai Cileungsi di wilayah Kabupaten Bogor sebelum masuk kota Bekasi.
BACA JUGA:Terkait Limbah Pabrik Bakso di Sungai Cikeas, Adam Hawa Siliwangi Pemerintah Jangan Takut dengan Pengusaha
Tak berhenti di situ, penelusuran dilanjutkan ke hulunya lagi yaitu di jembatan Cikuda, Wanaherang, Kec.Gunung Putri, Bogor. Hasilnya pun sama, air sungai Cileungsi hitam, bau dan tidak ada aktifitas masyarakat di sungai.
Di Jembatan Wika, Air Relatif Bagus
Di Jembatan Wika, Tlajung Udik, perbatasan Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Klapa Nunggal, Bogor, penampakan air relatif bersih, tidak hitam, ada warga yang memancing bahkan mandi di sungai.
Artinya warga masih bisa berkegiatan di sungai.
BACA JUGA:TPS Liar di Jatirangga Ditutup, Saluran Limbah Pabrik Bakso di Sungai Cikeas Belum Tersentuh
Dari hasil penelusuran tersebut secara kasat mata bisa diduga titik- titik mana terjadinya pencemaran sungai Cileungsi.***