PLTS ini mampu menghasilkan 1.673-Gigawatt hour (GWh) listrik per tahun dan dapat memenuhi sekitar 20-30 persen kebutuhan listrik di pabrik B. Braun Indonesia. Pengoperasian panel surya ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon hingga sebesar 25 persen (346 ton) emisi karbon per tahun. Rainer juga menyampaikan bahwa B. Braun secara global menargetkan penurunan emisi CO2 sebesar 50 persen hingga tahun 2030.
“Untuk mendukung pengurangan emisi karbon, pengoperasian PLTS ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai 23 persen bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025 dan Net Zero Emission pada tahun 2060,” ungkap Rainer.
Selain pengoperasian PLTS, B. Braun Indonesia juga telah melakukan berbagai inisiatif transisi energi dan berinvestasi dalam menciptakan dampak positif terhadap lingkungan. B. Braun Indonesia telah menerapkan konsep pabrik ramah lingkungan dengan pemanfaatan pencahayaan alami dan teknologi pabrik yang hemat energi. B. Braun Indonesia juga memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dalam produksi cairan dasar infus dan penanaman pohon di sekitar fasilitas produksi untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi.
“Kami meyakini bahwa inisiatif ini akan mendorong operasi perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien, yang mendukung komitmen B. Braun Indonesia untuk mengembangkan bisnis yang harmonis dengan lingkungan demi generasi masa depan Indonesia yang lebih baik,” tutup Rainer.