Kisah Perang Khandaq dan Usaha Kaum Muslimin Mempertahankan Kota Madinah

Sabtu 23-03-2024,21:44 WIB
Reporter : Putri
Editor : Putri

 

Dalam musyawarah itu, Salman Al Farisi mengajukan strategi yang brilian. Sahabat Nabi yang berasal dari Persia itu mengusulkan pembuatan parit di bagian utara Kota Madinah, di wilayah yang menghubungkan Harran Waqim dan Harrah al-Wabrah.

 

Wilayah tersebut merupakan satu-satunya akses terbuka bagi pasukan musuh. Sisi lainnya sudah terlindungi karena terdapat gunung-gunung tinggi yang ditumbuhi pohon-pohon kecil dan dikelilingi oleh pohon-pohon kurma, sehingga sulit dilewati oleh unta dan pejalan kaki.

 

Panjang parit tersebut mencapai 5.544 meter, dengan lebar 4,62 meter, dan kedalaman 3,234 meter. Proses penggalian parit tersebut berlangsung selama 6 atau mungkin 9 hari, menurut beberapa sumber.

 

Adanya Badai Pasir

 

Setelah terjadi pengepungan, Nua'im bin Mas'ud dari Bani Ghathafan yang diam-diam telah memeluk Islam, dengan kecerdasannya berhasil memecah belah pasukan koalisi.

 

Dampak dari perpecahan ini sangat menguntungkan kaum Muslimin karena melemahkan kekuatan pasukan koalisi, bahkan sebagian dari mereka merasa ragu untuk melanjutkan perang melawan Rasulullah Saw.

 

Keberuntungan bagi kaum Muslimin tidak berakhir di situ. Pada saat yang sama, datanglah pertolongan Allah Swt dalam bentuk badai pasir yang mengacaukan kemah-kemah mereka, membuat tunggangan mereka kacau, merusak periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka.

 

Dengan keadaan semakin tidak menguntungkan, pasukan koalisi memutuskan untuk menghentikan pengepungan dan kembali ke negara masing-masing dengan penuh kekalahan.***

Kategori :