KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Serap potensi Industri Kecil Menengah (IMK) di Karawang, Bakal Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) Partai NasDem Ilham Akbar Habibie (IAH) bersama Asosiasi Pengusaha Engineering Karawang (APEK) mengunjungi PT Surya Gemilang Engineering (SGE), Selasa (13/8).
Ilham Akbar Habibie, dalam pernyataannya, menekankan pentingnya bagi perusahaan-perusahaan IMK engineering untuk terus mengembangkan kemampuan mereka dalam memproduksi mesin-mesin yang dapat memenuhi kebutuhan industri, baik di tingkat nasional maupun global.
"Perusahaan-perusahaan engineering harus dapat mengembangkan berbagai mesin untuk memenuhi produksi part mesin industri skala nasional dan global, baik dalam hal suplai barang maupun jasa," ujar Ilham.
Lebih lanjut, Ilham mendorong APEK untuk memperluas jaringan dan membangun kerjasama baru, serta menggalakkan penelitian di sektor industri.
BACA JUGA:SMPN 2 Cibuaya Juara Umum Jambore Ranting Kecamatan Cibuaya 2024
Ia juga menyambut baik inisiatif APEK untuk membangun kerjasama yang proaktif antarindustri, baik yang berada di Kabupaten Karawang maupun di luar daerah. Kerjasama ini diharapkan mencakup berbagai aspek, termasuk akademik, teknologi terbarukan, mesin, dan lainnya.
APEK sendiri merupakan asosiasi yang mewadahi perusahaan-perusahaan berskala mikro, kecil, dan menengah yang khusus bergerak di bidang rekayasa industri dan manufaktur.
Ketua APEK Budi Priatna menyebutkan, Kabupaten Karawang memiliki potensi perkembangan IKM dengan banyak investor asing yang membuat pabrik di Kabupaten Karawang.
"Namun ancaman banyak juga para investor asing dengan modal besar skala IKM itu ke Karawang yang harusnya merupakan pasar lokal. Sehingga itu menjadi kesulitan IKM di Karawang ini berkembang," kata Budi, Selasa (13/8/2024).
BACA JUGA:Direstui Mendagri untuk Nyalon Bupati, Dani Ramdan Tunggu SK Pensiun dari Status ASN
BACA JUGA:Saluran Irigasi Buruk, Para Petani di Kabupaten Bekasi Rugi Puluhan Juta Rupiah
Kemudian juga Budi menilai praktek bisnis investor asing yang tidak fair. Mereka lebih mengutamakan vendor dari negara asalnya.
Kelemahan lainnya menurut Budi, akses modal rendah dan daya kompetisi rendah dan belum ada sentra UMKM.