2. Tekanan untuk Membayar:
Sering kali, orang tua merasa tertekan untuk membayar pungutan yang tidak jelas ini. Misalnya, ada oknum yang mengancam akan memberikan perlakuan berbeda kepada siswa yang orang tuanya tidak membayar.
BACA JUGA:Meresahkan, Dua Pelaku Pungli Sopir Batu Bara Dicokok Polisi
3. Pungutan dengan Label Sumbangan:
Sekolah mungkin mengklaim bahwa pungutan tersebut adalah sumbangan, tetapi jumlah dan waktu pembayaran ditentukan secara sepihak oleh pihak sekolah.
4. Beragam Modus Operandi:
Pungli dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti biaya pendaftaran, uang seragam, uang gedung, dan lain-lain. Modus ini sering kali disamarkan dengan istilah yang berbeda untuk mengelabui orang tua.
5. Kurangnya Transparansi:
Sekolah yang melakukan pungli biasanya tidak transparan dalam pengelolaan anggaran. Informasi keuangan tidak dipublikasikan secara terbuka, sehingga orang tua tidak dapat mengetahui ke mana uang mereka digunakan.
BACA JUGA:Tim Saber Pungli Polres Karawang Buru Calo Naker yang Meresahkan Para Pencari Kerja
6. Keterlibatan Komite Sekolah:
Dalam beberapa kasus, komite sekolah yang seharusnya berfungsi sebagai pengawas malah terlibat dalam praktik pungli, dengan alasan untuk mendukung kegiatan pendidikan.
Dengan mengenali ciri-ciri ini, orang tua diharapkan dapat lebih waspada dan berani melaporkan praktik pungli yang terjadi di sekolah.