KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Terdakwa Ossy Claranita Triar alias Clara (32), otak pelaku pembunuhan karyawan PT Toyota Motor Manufacturing (TMMIN) divonis seumur hidup oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Karawang, Rabu (4/9/2024).
Ossy alias Clara merupakan istri korban bersama Pandu (adik Ossy) dan Rizal (teman Pandu) tega menghabisi korban Arif Sriyono (32) dengan pura-pura di begal di di Jalan Irigasi Sasak Misran Dusun Pasir Panjang, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, pada Selasa (9/1/2024).
Hakim Ketua Melda Lolyta, Hakim Anggota Boy Aswin dan Krisfian Fatahila, mengatakan, terdakwa Ossy Claranita alias Clara Binti terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pembunuhan berencana terhadap Arif Sriyono.
BACA JUGA:Surat PAW Anggota DPRD Tersebar Luas, Aboy dan Jamil Berbagi Jabatan
"Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa Ossy Claranita alias Clara dengan pidana penjara seumur hidup. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan," dikutip laman Sipp PN Karawang.
Putusan vonis seumur hidup penjara terhadap terdakwa Ossy alias Clara ini lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan 19 tahun penjara.
Berita sebelumnya, tangisan palsu Ossy Claranita saat menolak jasad suaminya, Arif Sriyono diotopsi oleh polisi.
Ossy Claranita (32) mengalami kepanikan saat polisi menjelaskan kebutuhan otopsi terhadap jasad suaminya, karyawan Toyota, Arif Sriyono (32).
BACA JUGA:CURIOOkids dan Wall Street English Hadir di AEON Mall Deltamas
Saat diinterogasi polisi tampak Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Abdul Jalil memimpin pembicaraan bersama Ossy di sebuah ruangan, didampingi oleh beberapa orang.
Abdul menjelaskan pentingnya otopsi untuk mengungkap penyebab pasti kematian Arif, seorang buruh pabrik PT Toyota Indonesia.
Walau demikian, Ossy menangis tersedu dan menolak jasad suaminya untuk diotopsi.
“Saya tidak mau, pasti harus diproses lagi kan, dia sudah menderita, Pak. Saya yakin dia sangat menderita saat kejadian,” ujar Ossy sambil menangis, tangan menutupi wajahnya.
BACA JUGA:Kang Dedi Mulyadi Bakal Terapkan Pendidikan Berbasis Lingkungan Khas Tiap Daerah