Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh individu yang masih tergolong muda, biasanya sebelum mencapai usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan.
Fenomena ini sering terjadi di kalangan remaja yang masih dalam masa pubertas dan dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk tekanan sosial, budaya, atau ekonomi.
Pernikahan dini dapat memiliki dampak yang signifikan, baik secara fisik maupun psikologis. Remaja yang menikah di usia muda sering kali menghadapi tantangan dalam hal kesehatan, pendidikan, dan perkembangan emosional.
Selain itu, mereka juga berisiko mengalami masalah seperti kekerasan dalam rumah tangga dan kesulitan dalam menjalani kehidupan pernikahan yang sehat.
BACA JUGA:10 Faktor di balik Banyaknya Wanita Lebih Memilih Tidak Ingin Menikah
Secara hukum, pernikahan dini sering kali diatur oleh undang-undang yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari risiko yang terkait dengan pernikahan pada usia yang terlalu muda.
Risiko dari Pernikahan Dini
Pernikahan dini dapat membawa berbagai risiko yang signifikan, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Berikut adalah beberapa risiko yang sering terkait dengan pernikahan dini:
1. Masalah Kesehatan Fisik
Wanita yang menikah di usia dini berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk komplikasi saat melahirkan. Mereka memiliki risiko kematian saat melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menikah di usia yang lebih matang. Selain itu, kehamilan di usia muda dapat menyebabkan masalah seperti osteoporosis.
2. Penyakit Menular Seksual
Risiko terkena penyakit menular seksual meningkat pada pasangan yang menikah dini, terutama jika mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi.
BACA JUGA:Hasil Studi: 45% Wanita di Tahun 2030 akan Hidup Single dan Tidak Mau Punya Anak
3. Kesehatan Mental