Modeling bukanlah pilihan yang tepat untuk Moms atau balita yang sudah memiliki banyak kegiatan. Seringkali, casting, fitting, dan shooting dilakukan pada tiga hari yang berbeda, dan setiap pertemuan hanya berlangsung selama 5-15 menit.
Belum lagi waktu yang diperlukan untuk perjalanan pulang-pergi ke kantor agensi. Anak mungkin mendapatkan dua panggilan audisi dalam sehari, lalu tidak mendapatkan apa-apa selama beberapa minggu. BACA JUGA:Eksploitasi atau Pengembangan Diri. Ketahui Plus Minus Anak Diperkenalkan ke Industri Hiburan
Terkadang, anak bisa langsung mendapatkan kontrak, tetapi bisa juga harus melalui lebih dari 10 kali casting sebelum akhirnya menjadi model. Jika anak sudah bersekolah, kemungkinan besar ia akan sering membolos. Oleh karena itu, jika Moms benar-benar ingin Si Kecil menjadi model, komitmen yang kuat sangat diperlukan.
3. Tidak Menghasilkan Banyak Uang yang Cuku Para ibu yang berharap menjadikan anak mereka model dengan keyakinan dapat menghasilkan uang mungkin akan terkejut dengan kenyataan ini. Di Amerika Serikat, anak-anak rata-rata mendapatkan sekitar USD 150 (sekitar Rp 2,1 juta) untuk total waktu 1-2 jam yang mencakup persiapan, menunggu, dan sesi pemotretan.
Di Indonesia, jumlah tersebut mungkin tidak sebesar itu, terutama untuk merek yang belum terkenal. Bayaran tersebut belum termasuk potongan 20% untuk agensi. Selain itu, model balita biasanya hanya mendapatkan 2-3 kali kesempatan syuting dalam sebulan dengan durasi maksimal dua jam.
BACA JUGA:Cara Mudah para Orangtua Menggali Minat dan Potensi Anak, Lewat Kebiasaannya dirumah
Meskipun beberapa pemotretan awal tidak memberikan bayaran yang signifikan, ini bisa menjadi bagian dari portofolio jika para ibu serius ingin anaknya menjadi model balita. Selain itu, biasanya ibu juga akan mendapatkan biaya transportasi jika anak mereka dipanggil untuk fitting.
4. 4. Ibu Tidak Diberitahu Jika Iklan Sudah Tayang Setelah para ibu menandatangani kontrak dengan agensi, biasanya mereka akan diminta untuk tidak menanyakan kepada klien kapan iklan akan ditayangkan, apalagi meminta salinan foto atau majalah yang menampilkan gambar anak mereka. Oleh karena itu, ibu perlu secara aktif memantau media yang akan menampilkan foto Si Buah Hati.