Terlambat Berbicara, Ini Penyebab Speech Delay pada Anak yang Harus Moms tahu!

Sabtu 12-10-2024,21:58 WIB
Reporter : Putri
Editor : Putri

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Speech delay adalah kondisi di mana anak mengalami keterlambatan dalam kemampuan berbicara atau menyampaikan sesuatu. Pada kondisi ini, anak mungkin mampu mengucapkan kata-kata, namun kesulitan dalam menghubungkannya sehingga sulit dipahami.

 

Meski sering dianggap wajar oleh orang tua dan diyakini bisa hilang dengan sendirinya, beberapa kasus speech delay memerlukan intervensi medis atau terapi untuk mengatasinya.

Yuk kenali penyebab speech delay pada anak berikut ini!

BACA JUGA:Benarkah Baby Walker Berbahaya untuk Bayi yang Sedang Belajar Jalan? Cari Tahu Yuk!

 

Apa Itu Speech Delay?

 

Speech delay adalah gangguan perkembangan di mana anak mengalami keterlambatan dalam berbicara dibandingkan dengan teman sebayanya. Kondisi ini terjadi ketika anak belum mencapai kemampuan berbahasa yang seharusnya sesuai dengan usianya. Anak dengan speech delay mungkin mengalami kesulitan dalam memahami orang lain dan mengekspresikan diri.

 

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengenali speech delay antara lain:

 

- Usia 2 tahun: Tidak mampu mengucapkan setidaknya 25 kata atau menyebut nama benda dengan benar.

 

- Usia 2,5 tahun: Tidak bisa menggunakan frasa dua kata atau menyebut anggota tubuh dengan benar.

 

- Usia 3 tahun: Tidak mampu menggunakan 200 kata, sulit dimengerti, atau tidak bisa membentuk kalimat sederhana.

 

- Di atas 3 tahun: Tidak bisa mengulang atau menyebut kata-kata yang sudah pernah dipelajari atau menyebut nama lengkapnya dengan benar.

 

Penyebab Speech Delay

 

Penyebab pasti speech delay belum diketahui, tetapi ada beberapa kondisi yang diduga dapat berperan, seperti:

 

Kondisi Medis pada Bayi Baru Lahir atau Dalam Kandungan

 

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan speech delay antara lain berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, infeksi TORCH, bayi kuning, kekurangan oksigen saat lahir, atau hipotiroid kongenital yang tidak terdiagnosis.

BACA JUGA:Matang Secara Emosional, Ini Tips Mengembangkan Kecerdasan Emosional pada Anak

 

Riwayat Kejang, Trauma Kepala, dan Radang Otak

Kategori :