Diakui Wahyu, perubahan pilihan akibat uang itu sebenarnya terjadi juga di daerah lainnya. Hanya saja, persentasenya tidak setinggi di Kabupaten Bekasi. Paling tinggi hanya terjadi di Majalengka dengan 17,9 persen serta Cirebon sebesar 16,99 persen.
“Karakteristik di Bekasi hampir sama seperti yang kami survei juga di sekitar Sulawesi di mana tingkat perubahannya cukup tinggi. Tentu ini menjadi atensi kita semua,” ucap dia.
BACA JUGA:Kerjasama Semen Merah Putih, Dulux Paint dan BJKW-3 Tingkatkan Kualitas Bangunan
BACA JUGA:Ketua Umum IKA UPI Menilai Kementerian Pendidikan Era Prabowo Lebih Menjanjikan
Pengamat Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Islam 45 Bekasi, Harun Alrasyid mengatakan, perubahan pilihan akibat faktor ekonomi merupakan hal yang tidak ideal. Karena seharusnya, seorang pemimpin itu dipilih berdasarkan gagasan dan visi misi yang jelas.
Menurut dia, pengaruh uang dalam pilihan masyarakat harus segera dicegah dengan pendidikan politik yang ideal. “Karena tentu saja, pilihan politik karena faktor ekonomi menjadi tidak ideal. Inilah harusnya partai politik memberikan pendidikan politik agar kondisi ini tidak terus berulang. Karena kan tujuan dari didirikannya partai politik itu untuk pendidikan politik masyarakat,” ucap dia. (Iky)