Hasil Survey Pilbup Bekasi: 45,38 Persen Pemilih Bisa Berubah karena Politik Uang
ilustrasi gambar, Politik Uang--karawangbekasi.disway.id
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Hampir separuh dari pemilih bakal mengubah pilihannya karena iming-iming uang, barang dan jasa di Pilkada Kabupaten Bekasi. Tingkat perubahannya bahkan paling tinggi dibanding daerah lainnya di Jawa Barat dengan persentase mencapai 45,38 persen.
Hal tersebut tertuang dari hasil survei yang dilakukan Skala Institute bersama Ragaplasma Research. Survei ini sebenarnya dilakukan di enam kabupaten/kota di Jabar yang kemudian dielaborasikan dengan Pilkada Jabar dan di masing-masing kabupaten/kota. Keenam daerah itu yakni Bekasi, Garut, Cianjur, Kota Cirebon, Majalengka dan Kota Bandung.
Hanya saja dari keenam daerah, perubahan pemilih tertinggi akibat uang hanya terjadi di Kabupaten Bekasi. “Memang yang berbeda di Kabupaten Bekasi, ada atensi khusus terkait perubahan pilihan yang disebabkan oleh faktor uang dan angkanya relatif besar,” ucap Direktur Skala Institute Wahyu Ginanjar pada Senin (21/10).
Survei di Kabupaten Bekasi ini dilakukan pada periode 1-7 Oktober dengan metode multistage sampling. Survei dilakukan terhadap 400 responden dengan margin of error sebesar 5 persen.
BACA JUGA:DPRD Jabar Sambut Kunker DPRD Kalsel: Bahas Tugas, Fungsi hingga Keanggotaan Banmus
BACA JUGA:Tata Tertib DPRD Jabar Jadi Contoh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
Tingkat pendidikan responden mulai dari lulusan perguruan tinggi sebesar 22,5 persen, lulusan SMA 58 persen, lulusan SMP 10,5 persen dan lulusan SD 9 persen.Sedangkan tingkat penghasilan responden yakni rendah sebesar 32 persen, bawah 23,25 persen, menengah atas 38,25 persen dan atas 6,5 persen.
Berdasarkan hasil survei tersebut, pasangan nomor urut 1 Dani Ramdan-Romli unggul jauh dari dari para pesaingnya. Elektabilitas Dani-Romli mencapai angka 41,75 persen, lalu elektabilitas pasangan nomor urut 2 BN Holik-Faisal Hafan sebesar 19,5 persen dan elektabilitas pasangan nomor urut 3 Ade Kuswara-Asep Surya sebesar 24,75 persen.
Wahyu mengatakan, tingginya pasangan Dani-Romli karena kandidat dianggap sebagai petahana yang telah terbukti kinerjanya. Tingginya angka elektabilitas petahana menandakan bahwa masyarakat puas dengan kinerja pemerintah daerah.
“Dari hasil survei yang dilakukan, memang menandakan masyarakat puas terhadap kinerja pemerintah. Hasil surveinya cukup tinggi, unggul dibanding dua pasangan lainnya,” ucap dia.
BACA JUGA:PBB se-Kabupaten Karawang Deklarasi Dukung Aep-Maslani di Pilbup 2024
BACA JUGA:Gandeng Ahli Gizi, Polres Karawang Beri Makan Siang Gratis Bagi Ratusan Siswa SDN Gombongsari
Akan tetapi elektabilitas ini dapat berubah lantaran tingginya karakteristik pemilih untuk berpaling. Wahyu mengatakan, pemilih dapat dengan mudah mengubah pilihannya dengan beberapa hal, yang tertinggi yakni karena uang/barang/jasa.
“Kami tidak secara spesifik menanyakan bentuk uang atau barang dan jasa yang dimaksud, termasuk tentang serangan fajar. Tapi, berdasarkan hasil survei kami, perubahan itu dapat terjadi pada seminggu terakhir hingga di hari H pencoblosan,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: