BANDUNG, KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Permasalahan pupuk, irigasi, hama tikus hingga petani milenial menjadi permasalahan yang banyak disampaikan masyarakat Kabupaten Indramayu, khususnya Kecamatan Bangodua kepada DPRD Jawa Barat dalam kegiatan Citra Bakti.
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ono Surono menjelaskan, kegiatan Citra Bakti kali ini sengaja di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, desa golongan dua untuk menangani permasalahan sektor pertanian.
Banyak keluhan yang disampaikan masyarakat, pertama soal pupuk. Pupuk masih menggunakan pola distribusi yang lama, tidak langsung ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagaimana wacana yang disampaikan Kementerian Pertanian pupuk akan di distribusikan langsung ke Gapoktan.
“Tapi karena belum ada aturannya, distribusi masih menggunakan pola yang sama. Hal itu yang banyak dikeluhkan masyarakat,” jelas Ono Surono, Kabupaten Indramayu, Selasa (25/12/2024).
BACA JUGA:Waket DPRD Jabar Tinjau Gereja: Harap Toleransi Beragama Terus Dilakukan
BACA JUGA:Citra Bakti Situ Ciburuy, Ketua DPRD Jabar: Diharapkan Jadi Objek Wisata Andalan Terutama untuk KBB
Masih soal pupuk, bukan hanya terkait distribusi saja. Masalah kuota pupuk pun banyak dikeluhkan. Seperti masih ada perbedaan data antara data Pemerintah Kabupaten Indramayu dengan PT Pupuk Indonesia.
“Seharusnya untuk pupuk urea 2,2 kuintal, dan NPK sekitar 2,5 kuintal. Apabila dijumlahkan dengan total alokasi pupuk dan luas tanamnya ternyata tidak sesuai dengan dosis perhektarnya. Ternyata untuk urea baru sekitar 400Kg dan NPK hanya sekitar 380Kg,” tegasnya.
Selain itu, permasalahan irigasi atau proyek ring irrigation banyak dikeluhkan masyarakat, karena proyek tersebut meninggalkan kerusakan. Lalu soal hama tikus, dimana pemerintah belum fokus untuk membantu permasalahan hama tikus di Kecamatan Bangodua.
Lalu, disinggung pula soal petani milenial yang harus didorong oleh pemerintah agar ada regenerasi petani di Kabupaten Indramayu, dan didukung oleh modernisasi alat pertanian.
Pada tempat yang sama, Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Bayu Satya Prawira menambahkan, terkait distribusi pupuk yang dinilai masih kurang merata. Khususnya daerah pelosok agar lebih diperhatikan.
"Para petani di pelosok mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan pupuk, tolong segera ditindaklanjuti," tambahnya.