Disisi itu, H. Rachmat Gobel menyampaikan, Kemandirian industri kesehatan adalah fondasi penting bagi ketahanan nasional. Akan tetapi adapun yang jauh lebih penting adalah bagaimana hasil dari kemandirian ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
BACA JUGA:Emak-emak Teriak Titipan Jalur Domisili SMAN 3 Cikarang Utara, KDM Diminta Turun Tangan
Melalui kolaborasi strategis antara PT PHC Indonesia dan Dräger Indonesia tersebut perlu diketahui bahwa produksi ventilator Savina 300 ID yang tidak hanya memenuhi standar teknologi Jerman, tetapi juga membuka akses yang lebih merata terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Tentunya, inisiatif ini mendukung transformasi industri melalui transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan kapasitas SDM dalam negeri.
"Bagi Gobel Group inilah bentuk kontribusi nyata untuk membangun Indonesia yang lebih mandiri, sehat dan berdaya." Ujar Rachmat.
Tak lupa pada acara peluncuran Savina 300 ID, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia menyampaikan, Kemenkes RI mendorong kerja sama dengan multipihak agar dapat memproduksi alat-alat kesehatan di dalam negeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan juga mempercepat akses terhadap teknologi medis yang aman, inovatif dan berkualitas.
Menurutnya, perkembangan industri alkes beriringan dengan meningkatnya penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri (AKD) yang pada 2024 mencapai 48%, dibandingkan 12% pada 2019.
Tentu, tren ini menjadi indikasi positif bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian di sektor alat kesehatan yang menjadi sebuah langkah yang sangat penting di tengah dinamika global yang terus berubah.
"Saya optimis peluncuran ini dapat membantu perluasan akses layanan kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, kita bisa mencapai kemandirian alkes yang lebih kuat dan berkelanjutan," kata Dirjen Kefarmasi dan Alkes Kemenkes RI.
Wanen Perindustrian RI dalam sambutannya pun menuturkan, bahwa industri alat kesehatan memegang peran vital di Indonesia, tidak hanya sebagai penopang ketahanan sistem kesehatan nasional tetapi juga sebagai bagian dari sektor industri mesin dan perlengkapan yang ditargetkan tumbuh rata-rata 6,7–7,7 persen per tahun pada periode 2025–2029.
Kebutuhan alat kesehatan di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan penduduk, dinamika epidemiologi, serta ekspansi fasilitas layanan kesehatan.
Produk ventilator saat ini masih masuk ke dalam 10 besar alat kesehatan by value yang belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produk dalam negeri.
Ia mengungkap, nilai impor ventilator pada tahun 2024 mencapai 68,4 juta dollar dan naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan tantangan besar kemandirian sektor kesehatan nasional yaitu dominasi produk impor yang masih tinggi.
Dalam konteks ini, ia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dräger Indonesia atas komitmen dan investasi strategis yang telah dilakukan.
Investasi ini akan mendorong peningkatan kapasitas produksi dalam negeri, mendukung substitusi impor, menciptakan lapangan kerja, serta memfasilitasi transfer teknologi dan penguatan sumber daya manusia industri.
Pastinya hal ini sangat sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan transformasi industri 4.0.