ANXIETY atau kecemasan ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak pun berpotensi mengalami kondisi ini. Ada beberapa jenis kecemasan yang perlu Anda waspadai dan kenali gejalanya pada anak agar tahu cara tepat menanganinya. Untuk lebih jelasnya, simak artikel berikut ya, Bu! Apa saja jenis kecemasan (anxiety) pada anak? Menurut situs Anxiety and Depression Association of America, ada beberapa tipe kecemasan yang bisa terjadi pada anak, antara lain sebagai berikut. 1. Gangguan kecemasan umum Jenis yang pertama disebut kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD). Bila si kecil mengalami GAD, dia akan merasa khawatir berlebihan pada hampir semua hal. Ambil contohnya ranking di sekolah, masalah keluarga, hubungan dengan teman, hingga penampilannya saat berpakaian. Anak yang mengalami tipe kecemasan ini akan menjadi pribadi yang yang terlalu perfeksionis pada berbagai hal. Jika terus berlanjut, hal ini bisa berdampak buruk pada perkembangan mentalnya. Pasalnya, anak justru memaksa diri untuk mencapai segala sesuatu dengan sempurna dan takut pada kesalahan sekecil apapun itu. Kondisi kecemasan didiagnosis sebagai gangguan kecemasan umum bila minimal terjadi lebih dari 6 bulan. 2. Gangguan kepanikan Gangguan kepanikan atau panic disorder termasuk kategori gangguan mental yang lebih banyak terjadi pada anak remaja dan bersifat menurun dalam keluarga. Biasanya, dokter atau psikiater akan mendiagnosis jenis kecemasan ini pada anak bila ia sudah pernah mengalami dua kali atau lebih serangan panik (panic attack) secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Serangan panik dapat terjadi kapan saja. Namun biasanya, serangan panik ini terjadi karena ketidaksiapan anak saat menghadapi situasi yang tidak biasa. Sebagai contoh, anak bisa tiba-tiba panik bila harus tampil di depan umum atau menghadapi situasi yang berbahaya. 3. Kecemasan saat berpisah Apakah si kecil pernah sangat cemas saat berpisah dengan Anda? Meskipun ini merupakan hal yang wajar, dalam kasus yang parah, anak mungkin mengalami kondisi yang disebut separation anxiety disorder (SAD). Jenis kecemasan yang satu ini umumnya terjadi pada anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Bila ia masih mengalami masalah ini di usia yang lebih tua, Anda perlu menanganinya dengan lebih serius. Pasalnya, hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang. Anak yang mengalami SAD akan sangat sulit untuk berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Akibatnya, ia sering menolak ke sekolah, sulit mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti berkemah, bahkan kesulitan untuk tidur sendiri di kamarnya. 4. Kecemasan sosial Jenis kecemasan berikutnya yang dapat terjadi pada anak adalah kecemasan sosial (social anxiety disorder) atau fobia sosial. Anak Anda mungkin mengalami tipe kecemasan yang satu ini bila ia ketakutan saat diminta untuk berinteraksi secara sosial. Misalnya saat memulai percakapan dengan teman sebaya atau saat dipanggil oleh temannya beramai-ramai. Si kecil juga mungkin sangat takut untuk menjawab pertanyaan guru dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Selain itu, fobia sosial bisa pula dialami oleh anak yang terlalu khawatir mengenai penampilannya di sekolah, khawatir berlebihan pada pendapat teman-temannya, atau takut mengatakan sesuatu yang memalukan. Bila kondisi ini dibiarkan, anak akan kesulitan dalam bergaul, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah. 5. Selective mutism Pernahkah si kecil tiba-tiba menjadi diam membisu bila merasa takut atau panik? Nah, dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan selective mutism. Anak yang mengalami jenis kecemasan yang satu ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya bila menghadapi situasi yang menegangkan. Pada kondisi biasa, misalnya di rumah atau saat anak merasa nyaman, biasanya ia tidak menunjukkan gejala ini. Akibatnya, Anda mungkin heran akan laporan guru di sekolah yang mengatakan bahwa si kecil tidak mau bicara bila ditanya. 6. Fobia Fobia adalah kondisi ketakutan yang berlebihan bila dihadapkan pada sesuatu. Jenis kecemasan yang satu ini dapat menyerang anak bila ia dihadapkan pada objek tertentu, seperti anjing, atau pada situasi tertentu, seperti naik pesawat terbang. Bila mengalami tipe kecemasan terjadi pada anak, ia biasanya akan gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, dan sakit perut. Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak mungkin tidak menyadari bahwa ketakutan yang dia rasakan itu terlalu berlebihan dan tidak rasional. 7. Obsessive-compulsive disorder (OCD) Tidak hanya pada orang dewasa, jenis kecemasan OCD juga bisa dialami oleh anak-anak. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada anak usia 8 tahun hingga 12 tahun. Namun juga bisa dialami pada anak yang usianya lebih muda seperti 2 atau 3 tahun. Anak yang mengalami OCD biasanya akan terobsesi pada sesuatu secara tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan. Misalnya, ia merasa perlu mencuci tangan terus menerus karena selalu merasa kotor atau mengatur barang-barangnya terus berulang ulang karena selalu menganggapnya tidak rapi. 8. Trauma Sebenarnya normal bila Anda merasa takut atau sedih setelah mengalami sesuatu yang emosional, seperti kematian atau tindak kejahatan tertentu. Meski begitu, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma atau dalam istilah medis disebut dengan post-traumatic stress disorder (PTSD), terutama bila situasi yang ia saksikan sangat mengerikan. PTSD mungkin akan mengubah karakter anak secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan penanganan khusus agar anak mental anak bisa membaik. Dukungan moral dari orang sekitar seperti keluarga, dokter jiwa, dan terapis akan sangat dibutuhkan agar anak bisa pulih. (hellosehat/kbe)
Simak!, Kenali 8 Jenis Gangguan Kecemasan pada Anak
Sabtu 23-10-2021,07:00 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :