BOGOR - Kementerian Kelautan dan Perikanan meluncurkan Vaksin capriVac hydrogalaksi dianggap memiliki keunggulan dalam pembentukan antibodi ikan.
Selain itu sangat mudah diaplikasikan baik melalui penyuntikan maupun perendaman dengan pakan.
Tak hanya pada manusia, hewan, termasuk ikan pun memerlukan vaksin untuk mencegah paparan virus penyakit.
Baca Juga :Â KKP Gagalkan Penyelundupan BBL Senilai Rp30 Miliar
Demikian pula dengan nila, ikan konsumsi air tawar ini juga memerlukan vaksin untuk mencegah berbagai penyakit.
Pada September 2022, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), merilis Vaksin Ikan CapriVac Hydrogalaksi.
Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, menuturkan bahwa BRPBATPP memiliki peran penting dalam menciptakan inovasi teknologi KP berupa paket teknologi yang inovatif dalam sistem produksi perikanan budidaya air tawar, salah satunya dengan melaksanakan kerja sama produksi massal vaksin CapriVac Hydrogalaksi dengan PT. Caprifarmindo Laboratories.
Selain itu, BRPBATPP juga berperan dalam memberikan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha KP
Sebagaimana diketahui bahwa nila rentan terhadap dua penyakit yang timbul bersamaan (ko-infeksi), yaitu Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan Streptococcosis, dengan nilai angka kesakitan (insidensi) sebesar 60 persen dari total populasi nila.
CapriVac Hydrogalaksi merupakan vaksin inaktif yang mengandung strain bakteri Aeromonas hydrophila AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G isolat lokal, yang mempunyai kemampuan melindungi ikan terhadap serangan penyakit MAS dan Streptococcosis.
Baca Juga:Â Kunjungi Kampung Nelayan Tanjungpakis, KKP Tampung Aspirasi Warga Pesisir Karawang
Vaksin ini merupakan hasil kerja sama BRPBATPP dengan PT Caprifarmindo Laboratories.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, vaksin CapriVac Hydrogalaksi mampu menginduksi respon kebal spesifik (antibodi) pada nila dan meningkatkan kelangsungan hidup ikan lebih dari 10 persen.
Pengembangan vaksin kombinasi ini didasari dengan asumsi bahwa vaksin dapat memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan hanya diberikan vaksin tunggalnya (vaksin A. hydrophila saja atau vaksin S. agalactiae saja).
CapriVac Hydrogalaksi saat ini telah diperoleh nomor registrasi KKP RI D 2206618 BKC (2022-2027) sebagai persyaratan teknis bahwa produk vaksin tersebut layak digunakan oleh masyarakat.
Diharapkan dapat mendukung program pemerintah untuk pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan melalui pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi.
Selanjutnya bisa menjaga kondisi lingkungan yang optimal dengan program unggulan KKP yaitu Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan).
Rilis produk vaksin Caprivac Hydrogalaksi dilakukan pada acara RIFAFest 2-3 September 2022 di BRPBATPP Bogor.
Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar; Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto; Presiden Direktur PT. Caprifarmindo Laboratories, Ryadi Sariputera; Direktur Fasilitasi Riset LPDP Kementerian Keuangan, Wisnu S. Soenarso; serta Eselon II lingkup BRSDM.
Pada kesempatan tersebut turut dilaksanakan serahterima produk CapriVac Hydrogalaksi ke pembudidaya.
Vaksin capriVac hydrogalaksi diformulasi dalam bentuk larutan sehingga mudah dalam aplikasi, baik secara injeksi (penyuntikan), perendaman maupun melalui pakan.
Harapannya vaksin ini dapat diterapkan secara nasional, melalui Gervikan serta sosialisasi secara masif oleh penyuluh perikanan di seluruh pelosok negeri, sehingga berdasarkan hitungan kasar diperoleh potensi peningkatan produksi ikan nila sebesar (10 persen x 1, 2 juta ton (DJPB 2020)) = 120.000 ton, setara Rp3 triliun per tahun (jika asumsi harga ikan nila Rp 25.000,-/kg).
Dukungan dari seluruh pihak pun diharapkan untuk mengembangkan perikanan budidaya air tawar, khususnya budidaya ikan nila agar dapat terus menggeliat dan lestari.(amn)