Menyambung Hidup, Setelah Dipecat Mantan Pegawai KPK Jualan Nasi Goreng

Kamis 14-10-2021,05:00 WIB
Editor : redaksimetro01

KOTA BEKASI – Mantan Fungsional Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupi (KPK), Juliandi Tigor Simanjuntak beralih profesi sebagai penjual nasi goreng di Jalan Raya Hankam, Kelurahan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi. “Setelah dipecat KPK, saya menjadi penjual nasi goreng, agar tetap memiliki penghasilan. Artinya, saya berusaha mencari solusi dan ini yang bisa lakukan,â€ kata Tigor, Selasa (12/10/2021). Tigor mengatakan, ia belajar membuat nasi goreng dan hampir semua menu yang terdapat di tempat usahanya dari YouTube. Ia menonton sejumlah video dan akhirnya bisa meracik berbagai resep nasi goreng. “Karena tidak ada kegiatan, saya coba-coba melihat resep semua yang ada di YouTube. Tapi tentunya saya enggak satu menu dan kombinasikan entah beberapa menu. Inilah salah satu yang bisa sajikan. Jadi ada khasnya dalam usaha ini,â€ ungkapnya. Menurut Tigor, alih profesi itu tidak membuat Tigor merasa malu. Apapun usaha yang dilakukan apabila sesuai dengan hati nurani, jalani saja. Untuk menuju sesuatu harus ada pengorbanan. Menurut ia, membanggakan jualan (nasi goreng), usaha memang harus begini, merintis dari nol. Sementara itu, Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mendatangi warung nasi goreng milik Juliandi Tigor Simanjuntak. Adapun lokasi warung nasi goreng milik Tigor ada di Jalan Raya Hankam, Kelurahan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi. Novel datang untuk memberikan dukungan kepada Tigor yang dulu menjabat sebagai Fungsional Biro Hukum KPK. Tigor, dan juga Novel, harus keluar dari lembaga antirasuah tersebut pada akhir September lalu karena tak lolos seleksi tes wawasan kebangsaan (TWK). “Saya ikut memberi support, apapun yang kita lakukan dalam koridor menjaga integritas dalam rangka kejujuran. Itu hal yang luar bisa,â€ jelas Novel di Bekasi. Lanjut Novel, bahwa Tigor adalah ahli hukum yang memiliki pengalaman di kancah nasional dan internasional. Kini ia terpaksa banting setir menjadi penjual nasi goreng demi menyambung hidup. Usaha yang dijalankan mantan rekan kerjanya itu dapat sukses. “Semoga ke depan langkah-langkah apapun (yang dikerjakan) bisa maju dan hebat. Paling penting adalah, bang Tigor buat nasi goreng dengan hati, dengan integritas, bukan dengan pencitraan. Itu yang paling penting,â€ pungkasnya. (bbs/rie/ygi)

Tags :
Kategori :

Terkait