Diskdik Jabar Bakar APBD Rp2,6 Miliar, Bangunan SMKN 1 Cijeungjing Tidak Jelas

Diskdik Jabar Bakar APBD Rp2,6 Miliar, Bangunan SMKN 1 Cijeungjing  Tidak Jelas

Pembangunan SMKN 1 Cijeungjing Mangkrak, APDB Jabar di Bakar 2,6 Miliar.--

“Ada temuan yang mengarah ke indikasi korupsi yang merugikan keuangan negara. Penanganan perkaranya sudah masuk tahap penyidikan, saksi-saksi sudah kami minta keterangan,” tegas Herris, melalui sambungan telepon, Selasa (24/6/2025).

BACA JUGA:Terungkap! Dana Hibah NPCI Bekasi Rp7,5 Miliar Tanpa LPj

Ia mempertegas bahwa kerugian negara dalam proyek ini mungkin bukan hanya akibat kelalaian teknis, melainkan juga ada dugaan disengaja untuk kepentingan segelintir pihak.

Di tengah tumpukan bukti kerusakan dan sorotan hukum, sikap Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah XIII Ciamis justru bungkam.

Lembaga yang seharusnya menjadi garda terdepan pengawas dan penanggung jawab proyek pendidikan ini memilih tutup mata dan diam seribu bahasa.

BACA JUGA:Laporkan LHKPN Tidak Sesuai Aturan, KPK Minta Pejabat Daerah Dijatuhi Sanksi

Hingga saat ini, tidak ada penjelasan, tanggung jawab, apalagi solusi konkret yang diajukan oleh KCD 13 Ciamis terkait nasib bangunan mangkrak dan pemborosan miliaran rupiah tersebut.

“Sikap diam mereka adalah penghinaan terhadap masyarakat Cijeungjing yang membutuhkan fasilitas pendidikan layak dan pengkhianatan terhadap amanah pengelolaan uang rakyat,” ujar Yosep Trisna, tokoh pemuda Ciamis.

Menurut dia, pembangunan tiga Ruang Kelas Baru (RKB) SMKN 1 Cijeungjing merupakan fakta pilu tentang bagaimana uang rakyat yang berharga bisa lenyap tanpa hasil nyata. Rp2,6 miliar telah hangus, menyisakan bangunan berbahaya yang justru memerlukan biaya lebih besar untuk ditertibkan.

BACA JUGA:Kadisdik Jabar: Lingkunganmu Tentukan Masa Depanmu

Potensi kerugian negara bisa membengkak hingga berkali-kali lipat jika memperhitungkan biaya perbaikan. Di baliknya, mengendap indikasi korupsi yang sedang diselidiki, serta sikap tidak bertanggung jawab dari instansi terkait.

“Ini bukan sekadar proyek mangkrak, ini adalah simbol kegagalan birokrasi, pemborosan anggaran negara secara masif, dan pengabaian terhadap hak anak-anak Cijeungjing. Negara jelas dirugikan, dan pertanggungjawaban mutlak diperlukan sebelum bangunan ini benar-benar menjadi kuburan bagi uang rakyat dan masa depan pendidikan di sana,” tegas Yosep.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: