TP3S Karawang 2025: Fokus Baru pada Pencegahan Stunting dan Penguatan Posyandu

TP3S Karawang 2025: Fokus Baru pada Pencegahan Stunting dan Penguatan Posyandu

Pemkab Karawang menggelar Rakor Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Tahun 2025 di Aula Husni Hamid, Komplek Pemda Karawang, pada Rabu (21/5/2025).--karawangbekasi.disway.id

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Pemerintah Kabupaten Karawang menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Tahun 2025 di Aula Husni Hamid, Komplek Pemda Karawang, pada Rabu (21/5/2025). Agenda utama rapat ini adalah membahas perubahan kebijakan stunting nasional serta sosialisasi aksi konvergensi P3S Kabupaten Karawang.

 

Rapat ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari OPD, kecamatan, Kepala Puskesmas, Koordinator Satpel PPKB, serta perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Staff Ahli Kementerian Kependudukan, Ir. Siti Fathonah, turut hadir secara daring melalui Zoom Meeting dan memaparkan kondisi terkini stunting secara nasional. 

 

“Secara nasional, prevalensi Stunting di Indonesia mengalami penurunan sebesar 11% poin dalam 6 tahun terakhir, yaitu di angka 30,8% pada tahun 2018 menjadi 19,8% pada tahun 2024” jelas Siti Fathonah. Meskipun Jawa Barat berada pada urutan ke-6 di Indonesia dalam penurunan stunting, target awal menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024 belum tercapai.

 

Kabupaten Karawang sendiri, Keluarga sasaran dan penampilan KRS Semester tahun 2024 di Kabupaten Karawang, keluarga sasaran di angka 390.180 dan keluarga beresiko stunting sebanyak 55.002. 

 

Siti Fathonah menambahkan, evaluasi yang dilakukan Kementerian menunjukkan adanya disorientasi intervensi di lapangan. Banyak program masih berfokus pada penanganan anak yang sudah stunting, padahal upaya pencegahan sangat penting untuk menekan angka kasus baru.

 

“Intervensi terhadap anak stunting sering kali dilakukan terlambat. Mulai tahun 2025, kebijakan akan menitikberatkan pada pencegahan terjadinya stunting baru,” katanya. 

 

Strategi yang akan diterapkan meliputi peningkatan status gizi dan kesehatan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita secara berkala.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: