Diguyur APBD, Prestasi Masih Memble, Dorongan Evaluasi Pengurus Persikasi Terus Mengalir

Diguyur APBD, Prestasi Masih Memble, Dorongan Evaluasi Pengurus Persikasi Terus Mengalir

KABUPATEN BEKASI - Kegagalan Tim Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bekasi (Persikasi) di ajang liga 3 nasional persepakbolaan dinilai merupakan kegagalan manajemen. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Sunandar mengatakan mengaku meyanyangkan kegagalan Persikasi yang kembali terulang, namun ia tetap mensuport dan mendoakan Persikasi lebih baik lagi kedepannya. "Persikasikan Pengcabnya KONI. Kalau saya mengomentari Persikasi itu di dalamnya seperti apa kurang, tanggapan KONI baru saya bisa menanggapi. Yang kedua, kegagalan itu suatu kemenangan yang tertunda,â€ katanya. Namun, untuk melahirkan bibit pemain yang berpotensi, Sunandar berharap ada evaluasi kepengurusan tim sepak bola Indonesia yang bermarkas di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. “Saya berharap ada evaluasi, mungkin terhadap pengurus-pengurusnya. Mengevaluasi terutama tentang pemain maupun pelatih, karena yang membesarkan Persikasi bukan pengurus,â€ katanya. Intinya, kata dia, semua jajaran pengurus dan pelatih harus mencari bibit pemain yang punya potensi dan handal. Pemain yang mau dibina untuk membesarkan nama bangsa dan negara, khususnya Kabupaten Bekasi. Saat ditanya tindaklanjut kegagalan Persikasi yang turut mendapatkan dana hibah, Sunandar mengatakan Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi sudah rapat dengar pendapat dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang membawahi Persikasi. “Kami kemarin sudah melakukan evaluasi ke KONI di awal tahun. Dan sudah melakukan rapat dengar pendapat, terkait hibah dan prestasi mereka sebutkan,â€ terangnya. Menurut Sunandar, dana hibah untuk tahun 2022 yang diberikan ke Persikasi dan hibah ke Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Bekasi berbeda. “Anggaran ada langsung dari KONI terhadap Persikasi untuk hibah, trus berbeda juga dengan KONI ke Askab. Kalau menurut Ketua Askab, Persikasi kan klub berarti otomatis di bawah naungan kami. Seharusnya, hibah itu kan diberikan kepada Askab lalu diberikan ke klub,â€ terangnya. Politisi Partai Golkar ini menyebutkan, klub di Kabupaten Bekasi ada Amdesta dan Persikasi. Sesuai pengakuan ketua Askab, katanya Amdesta tidak mendapatkan dana hibah. Sebelumnya, kata Sunandar, pihaknya sudah meminta Disbupora untuk menyondingkan Askab, KONI dan Persikasi. “Karena waktu itu kami undang hanya KONI sama Disbupora maka saya tugaskan Disbupora, Pltnya waktu itu masih Pak Diki untuk fasilitasi dan sondingkan Askab rapat dengan KONI dan Persikasi,â€ ucapnya. Sunandar menjelaskan bahwa dana hibah Askab laporan pertanggungjawabanya ke KONI. Klub laporannya ke Askab, sedangkan KONI laporannya ke Disbupora. Kemudian, dana hibah Askab itu turunnya ke KONI. Asosiasi pesepakbolaan Kabupaten Bekasi adalah salah satu Pengcab KONI naungannya juga dibawahnya ada Persikasi. “Nah saya juga nggak tau nih alurnya seperti apa untuk proses terkait anggarannya. Waktu itu kami mempertanyakan langsung ke managemen KONI dan itupun yang saya tau Persikasi, Askab laporanya pertanggungjawaban ke KONI barulah ke Disbupora,â€ tandasnya. Sebelumnya, Pengamat Sepakbola Kabupaten Bekasi Jaut Sarja Winata menilai pengurus persikasi hanya kepentingan bisnis membuat prestasi Persikasi jeblok. Hal itu dikatakan Jaut Sarja Winata kepada Cikarang Ekspres, Selasa (22/2). "Melihat sepakbola kita Persikasi belum keluar dari liga 3 sungguh memalukan, dari awal sudah bilang pengurus kita sendiri masih belum maksimal," kata Jaut. Menurut dia, Persikasi mau lolos itu seharusnya target persiapan harus jauh hari udah dipersiapkan. "Pengurusnya dibenahi dulu, pengurusnya harus yang ngerti bola dan loyal memajukan Sepakbola Kabupaten Bekasi seharusnya persikasi harus dievaluasi bukan orang yg punya kepentingan," tuturnya. Terang dia, Pengurus Persikasi seharusnya yang memiliki basic sepakbola bukan pengurus karena kedekatan teman, kepentingan bisnis, kepentingan kegiatan proyek di Kabupaten Bekasi ini seharusnya diajak orang yang ngerti bola dan rela berkorban untuk kemajuan Sepakbola Persikasi. "Kalau tujuannya beda bakal ga maju Persikasi, masa kalah Kabupaten Bekasi yang didaerah gapunya potensi pad yang kita ada kawasan industri, seharusnya kita udah bahas ke liga 1 bukan liga 2 lagi," ujarnya. Saat ditanya, bagusnya persikasi dikelola sendiri atau pemerintah nah ini menurut dia yang menjadikan pengurus mau masuk karena dapat subsidi, pengurusnya harus lebih sadar sendiri jadi karena disubsidi jadi pengurus tenang saja karena dapat APBD ini. "Untuk pemain persikasi banyak potensial asli warga Kabupaten Bekasi karena tidak terjaring, karena tidak dilirik padahal banyak warga asli Bekasi yang bermain di liga 1 dan 2," paparnya. Kunci keberhasilan yang harus dievaluasi, menurut dia, yaitu harus diganti pengurusnya dengan orang yang ngerti bola dan gila bola yang rela berkorban dan mau bekerja untuk Persikasi, dikatakan Jaut bahwasanya pengurus sekarang bukan urus sepakbola ini ngurus kepentingan bisnis dan asal bapak senang terdekatnya. "Soal ramai viral Persikasi ini menjadi kemaluan, jadi catatan tahun lalu kasus sekarang ribut malu dong Persikasi," tandasnya. (har/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: