Pj Bupati Bekasi Apresiasi Kinerja Disperkimtan

Pj Bupati Bekasi Apresiasi Kinerja Disperkimtan

KABUPATEN BEKASI - Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bekasi, untuk tahun 2022 telah mencapai 81 persen. Pencapaian tersebut mendapat apresiasi dari PJ Bupati Bekasi, Dani Ramdan. "Artinya progresnya sudah mencapai 81 persen sampai hari ini. Dan sisanya lagi kita akan segera di selesaikan," ujar Plt Kepala Disperkimtan Kabupaten Bekasi, Nur Chaidir, Selasa (5/7). Ia berharap, dengan selesainya target Rutilahu tahun ini, masyarakat yang menjadi penerima manfaat bantuan Rutilahu dapat segera menempati rumahnya dengan nyaman, aman dan layak. "Ya, sisanya sedang dalam proses pengerjaan, kita upayakan agar secepatnya bisa selesai sebelum akhir tahun ini," katanya. Terkait dengan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S), Nur Chaidir menyebutkan, tahun ini targetnya sebanyak 904 titik se-Kabupaten Bekasi yang masih dalam tahap pengerjaan. "Tentunya kita juga berharap agar pembangunan SPALD-S ini dapat rampung seluruhnya pada akhir tahun. Saya berharap agar masyarakat dapat menjaga dan merawat fasilitas ini dengan baik sebagaimana mestinya," ujarnya. Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan, program Rutilahu melalui Disperkimtan Kabupaten Bekasi, merupakan sebuah program yang sangat terasa secara langsung oleh masyarakat yang kurang mampu, untuk memberikan tempat tinggal yang layak huni dan aman. “Iya saya rasa ini sangat terasa secara langsung oleh masyarakat manfaatnya, sehingga pemerintah, dapat mengambil peran untuk memberikan sebuah tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang kurang mampu di Kabupaten Bekasi,â€ ucap Dani. Dani juga mengapresiasi Disperkimtan dalam membangun sarana fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), Ia menyebut fasilitas tersebut merupakan aspek penting dalam mencegah stunting selain masalah gizi. “Saya melihat pembangunan MCK dan SPAL des, ada beberapa yang sudah jadi. Ini sangat penting bagi keluarga-keluarga miskin yang tidak mampu membuat MCK-nya sendiri. Selain itu untuk mencegah stunting karena faktornya adalah lingkungan dan rumah yang tidak sehat,â€ kata Dani (mil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: