Longsor Cicadas Belum Ada Penanganan, Warga Minta Tolong ke Bupati Terpilih
Kaja (56), Warga Kampung Cicadas Rt 06 Rw 03 Dusun 2, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi berharap Bupati dan Wakil Bupati Bekasi terpilih bisa memperhatikan warganya. --karawangbekasi.disway.id
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Kaja (56), Warga Kampung Cicadas Rt 06 Rw 03 Dusun 2, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi berharap Bupati dan Wakil Bupati Bekasi terpilih bisa memperhatikan warganya.
Diketahui hampir 5 tahunan pasca terjadi longsor hingga saat ini tak kunjung ditangani, baik oleh Pemerintah Daerah maupun Swasta. Alih-alih berharap ada penanganan, longsor yang terjadi sejak Tahun 2020 silam ini malah meluas.
“Saya mah sudah berapa kali didatangin, didata, dicek KTP, dikunjungi segala macam. Bupati pernah dateng, Ketua DPRD pernah dateng tapi sampai sekarang enggak pernah diberesin. Enggak tahu kudu bagaimana lagi biar dibenerin,” kata dia saat ditemui di kediamannya, Rabu (5/2/25).
Kaja beserta keluarga besarnya merupakan warga terdampak longsor. Dinding rumah dan lantainya retak akibat dataran tanah yang terus bergerak.
“Ini malah kontrakan sudah rubuh, hanyut kebawa longsor. Sampai sekarang enggak tahu kenapa belum juga ada penanganan,” ucap dia.
BACA JUGA:Sunardi, Pelaku Pembunuhan Ganda di Cibarusah Ditangkap, Mengaku Menyesal
BACA JUGA:DPRD Jabar dan DPRD Kabupaten Garut Bahas Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Warga lainnya yang terdampak yakni Ayi (81). Seorang nenek yang kini sudah memakai tongkat untuk berjalan ini menjadi warga yang rumahnya paling dekat dengan tebing. Bahkan, dapurnya yang berada di bagian belakang rumah telah lebih dulu ambruk tergerus longsor.
“Itu sekarang lihat saja tembok sudah pada retak. Itu lantai yang kudunya sejajar sudah turun sebelah. Ya pasti was-was, apalagi sekarang kan hujan-hujan terus,” ucap dia.
Ayi tinggal seorang diri di rumah tersebut. Kendati anak-anaknya memiliki rumah yang tak jauh dengan tempat tinggalnya, Ayi enggan meninggalkan rumah peninggalan suaminya tersebut.
Di sisi lain, rumah Ayi tidak lagi layak dan amat membahayakan. Bagian lantai di kamarnya terbelah dengan panjang hampir tiga meter. Sedangkan pada dinding di salah satu sisi kamar juga retak. Bukan tidak mungkin bila tanah semakin labil, kediaman Ayi akan turut tergerus longsor.
“Dulu mah enggak pernah begini, aman-aman saja. Itu kawasan (industri) belum ada. Pas sekarang, sekarang, pas covid, orang mah korona ini mah rame karena longsor,” ucap dia.
BACA JUGA:Sistem Perencanaan Banmus DPRD Jabar Jadi Role Model DPRD Kalimantan Timur
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Almaidah Terungkap, Ini Pengakuan Anak Tiri Sunardi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: