Tak Mau Jadi Hambatan Pembangunan Daerah, Cellica Cari Pengembang Nakal

Tak Mau Jadi Hambatan Pembangunan Daerah, Cellica Cari Pengembang Nakal

KARAWANG - Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menggerutu banyaknya perumahan-perumahan baru di Karawang justru menyumbang masalah kesemerawutan serta jadi kendala bagi pemerintah daerah untuk mulai menata daerah, dan sebaliknya justru menambah zona banjir baru banjir. Seluruh camat di Karawang diinstruksikan segera mendata perumahan-perumahan bermasalah dan menyetorkan datanya kepada Cellica. Cellica mengungkapkan, selama ini perumahan-perumahan yang terus bermunculan banyak meninggalkan masalah baru bagi Pemkab Karawang. Selain makin padat dan melonjaknya penduduk baru, tapi juga mengurangi daerah resapan air yang ada. Akibatnya, zona banjir baru dari tahun ke tahun terus muncul. Belum lagi, potensi alihfungsi lahan yang juga menjadi soal serius di tengah kini meningginya para investor atau pengembang perumahan datang berbisnis di Karawang. "Saya mau camat-camat yang di wilayahnya ada perumahan menghadap saya, kita cek lagi apakah andal dan site plan perumahan-perumahan ini sudah sesuai aturan atau belum," ujar Cellica saat memimpin rapat koordinasi awal tahun 2022 bersama para camat se-Karawang di Rumah Galeri, kemarin (4/1). Politisi partai Demokrat ini juga menjanjikan bakal memerintahkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Karawang melakukan evaluasi terhadap perumahan-perumahan yang berthaun-tahun tak kunjung melengkapi syarat administrasi penyerahan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) ke pemerintah daerah. "Pokoknya tidak ada lagi pembangunan perumahan yang akan menyulitkan Pemkab ke depan," ujar Cellica. Cellica pun menutukan, saat ini banyak pengembang yang semaunya menyiapkan fasos-fasum berjauhan dengan lokasi perumahan. Misalnya lokasi perumahan di Purwasari, namun menyediakan pemakaman di Telagasari, dan menyediakan TPS di kecamatan lain lagi. Hal ini membuat di satu sisi, penataan pemukiman terjadi di kecamatan A, sampahnya menumpuk di kecamatan B. Lalu, kuburan penghuninya numpuk di kecamatan C. "Tidak ada lagi perumahan yang fasos-fasumnya dibangun di luar wilayah kecamatan itu," tegasnya. Sebelumnya, Camat Telagasari Yeti Yulianti mengungkapkan, saat ini banyak perumahan di wilayah Kecamatan Klari, Purwasari, dan Majalaya yang membuka lahan pemakaman di Kecamatan Telagasari. Camat Yeti mengaku khawatir, apa bila tidak dibuat kebijakan yang jelas. Luas lahan pertanian atau zona hijau di Kecamatan Telagasari lambat laun berubah semuanya menjadi pemakaman umum. "Semua pemakaman dari perumahan disini buka lahannya di Kecamatan Telagasari. Semuanya ditumpuk di Desa Cilewo, saya khawatir lama-lama lahan di sini berubah jadi pemakaman semua," kata Camat Yeti dalam rapat tersebut. "Kalau ditotal luas lahan yang diubah jadi pemakaman oleh kontraktor perumahan (di Kecamatan Telagasari) luasnya mencapai 3 hektare," pungkasnya. Sebelumnya, Kepala Desa Dawuan Tengah, Jejen Zainal Arifin kepada KBE mengeluhkan hadirnya dua perumahan baru di samping desanya. Padahal, di Desa Dawuan Tengah selama bertahun-tahun terakhir kerap menjadi langganan banjir parah di Karawang. Khususnya di Perumahan BMI 1 dan BMI 2. Jejen khawatir, adanya perumahan baru yang muncul di sana, makin memperparah banjir lantaran daerah resapan air yangh makin menyusut. (cr2/wyd/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: