Kapolres Buru Pencatut Bupati-Wabup di Kasus Penipuan

Kapolres Buru Pencatut Bupati-Wabup di Kasus Penipuan

KARAWANG - Maraknya kasus dugaan penipuan mengatasnamakan Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Karawang yang meminta sejumlah uang. Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan dalam kasus tersebut. "Kita minta masyarakat untuk berhati-hati dengan modus penipuan tersebut. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan kasus dugaan penipuan mengatasnamakan Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Karawang," kata Aldi kepada wartawan saat sidak minyak goreng di Pasar Johar, Selasa (15/3). Berita sebelumnya, modus penipuan saat ini makin beragam. Untuk memperdaya korban di Karawang ada modus penipuan baru dengan mengatasnamakan bantuan dari Bupati dan Wakil Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana dan Aep Saepulloh. Awalnya pelaku mengirimkan bukti transfer bantuan dari Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Karawang kepada calon korbannya. Setelah itu menyebut bahwa jumlah transfer yang dilakukan tersebut, lebih dari nominal yang seharusnya dikirimkan. Dari beberapa penipuan atas nama bupati dan wakil bupati, modus yang menimpa Ustaz Dais, pengurus Masjid Jami Al-Barokah, Desa Curug, Kecamatan Klari menjadi sorotan. Korban sudah dua kali berturut-turut oknum yang mencatut nama Bupati dan Wakil Bupati. Menurut Dais, pelaku atas nama Agus Saputra mengirimkan bukti transfer sebesar Rp15 Juta, yang semestinya senilai Rp 8 Juta rupiah dari Cellica. Selanjutnya pelaku menyuruh korban untuk mengirim kembali kelebihan transferan sebesar Rp 7 Juta. “Setelah mengirimkan bukti transferan, Dia (Agus) meminta saya mengembalikan uang, katanya kelebihan, yang seharusnya memberi bantuan sebesar Rp 8 juta, ini malah transfer 15 juta.â€ ucap Dais, saat membuka laporan Polisi di Polres Karawang, Senin (14/3/2022). Begitupun dengan penipuan yang mengatasnamakan Wakil Bupati, Aep Saepulloh dengan modus yang sama. Pelaku mengirimkan bukti transfer sebesar Rp 22 juta, dengan kelebihan yang harus dikembalikan korbannya sebesar Rp 7,5 juta. “Saya percayanya karena pelaku mengirimkan bukti transferan yang mencatut nama Bupati dan Wakil Bupati,â€ tambahnya. “Tapi setelah saya cek dengan ketua DKM ke bank, uang tersebut tidak ada. Saya langsung menyadari bahwa kami menjadi korban penipuan," sambungnya. (bbs/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: