Mulai Diminati, Belum Tembus Pasar Luar Negeri, Karawang Siapkan Tiga Kecamatan Sentra Pengembangan Kopi
KARAWANG - Pemkab Karawang menyiapkan lahan seluas 750 hektare di tiga kecamatan untuk pengembangan berbagai jenis kopi. Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Dadan Danny menjelaskan pengembangan kopi akan dilakukan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pangkalan, Tegalwaru dan Ciampel. Adapun kopi yang akan dikembangkan, itu jenis robusta dan liberika. "Kita siapkan lahan 750 hektare yang tersebar di tiga kecamatan itu," ujar Dadan kepada wartawan, Selasa (22/2). Untuk kopi jenis robusta, lanjut Dadan, itu akan dikembangkan di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru. Sedangkan, untuk jenis liberika akan dikembangkan di Ciampel. Adapun pengembangan tanaman kopi tersebut, lanjut dia, akan dikelola langsung oleh masyarakat melalui kelompok tani yang ada di daerah tersebut. Dadan mengkalim, jika wilayahnya merupakan salah satu penghasil kopi terbaik. Tak heran, kopi dari Karawang sudah dijual ke berbagai kota besar di pulau Jawa bahkan sampai ke luar wilayah pulau Jawa. "Kalau ekspor belum, tapi sudah sampai ke Surabaya dan beberapa daerah di luar pulau Jawa," katanya. Dadan menambahkan, kedepan pihaknya akan akan melakukan identifikasi geografis di area pertanian kopi di Karawang sekaligus akan menyertifikasi hasil tani kopi. Bahkan pihaknya juga berencana melakukan peluasan lahan tani kopi tersebut. Budget Membuat Coffe Chop Coffe shop atau juga kedai kopi, menurut data yang dikemukakan oleh lembaga Toffin menyebutkan pada Agustus tahun 2019 saja, ada sebanyak 2.950 gerai baru di seluruh Indonesia. Kira-kira berapakah dana yang dibutuhkan pelaku usaha membuat coffe shop? Larisnya usaha kedai kopi, lantaran didukung oleh pertumbuhan gaya konsumsi kopi masyarakat Indonesia yang meningkat hingga 9 persen, selama periode 2014 - 2018 saja, berdasarkan data International Coffe Organization (ICO). Peluang tersebut pun turut dimanfaatkan Hendro, pemiliki coffe shop yang dinamai Ruang Djaya Coffe Brew, beralamatkan di Jalan lintas Pekanbaru-Bangkinang, Rimba Panjang, Kecamatan Tambang, Riau. Menurut informasi, coffe shop yang punya logo potongan batang pohon tersebut menghabiskan dana di kisaran Rp 40 juta rupiah. Hendro mengungkapkan bahwa sejumlah dana tersebut sudah termasuk biaya material dan isi. "Kalau buat material semuanya gak sampailah 40 juta (perkiraan), sudah bersama isinya, termasuk mesin dan alat segala macam" katanya. Kini, usia coffe shop yang dirintis Hendro telah berusia hampir 2 tahun, terhitung sejak akhir tahun 2020. Seperti yang diketahui pendirian tersebut saat kondisi Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 yang belakangan belum pulih. Adapun alasan Hendro tetap memilih membangun coffe shop miliknya, karena motif awalnya memang sudah passionnya ke dunia perkopian. Sehingga pandemi bukanlah masalah yang mengganjal. "Selain passion, juga buka coffe shop begini bantu-bantu isi kegiatan malam," tutur dia. (bbs/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: