Perangi Stunting, DPPKB Gelar Orientasi TPK
KARAWANG - Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) Percepatan Penurunan Stunting di setiap desa atau kelurahan yang disebar ke 30 kecamatan di Karawang. Tim ini bertugas untuk memonitor dan melaporkan kasus stunting di wilayah masing-masing. Sebanyak 5.477 orang TPK Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Karawang, sudah mulai bergerak ke 309 desa/kelurahan di Karawang sejak Januari 2022. Namun, untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola masalah stunting. Ribuan TKP ini kembali diberi orientasi oleh DPPKB Karawang. Kepala DPPKB Karawang, Sofiah menjelaskan, tujuan utama digelarnya orientasi ini tak lain untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan TPK di tiaptiap desa se-Kabupaten Karawang. “Misi kami adalah membantu pemerintah mewujudkan Karawang zero stunting sebelum 2024, kalau tugas TPK adalah melakukan pengawasan dan edukasi kepada kelompok sasaran untuk mencegah stunting,†ujar Sofiah, usai launching orientasi TPK di Kantor DPPKB Karawang, Jumat (27/5). Sofiah menjelaskan, TPK ini terdiri dari tiga unsur, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, PKK, dan kader Keluarga Berencana (KB) di tiap desa. Tim ini akan bekerja dibawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang tersebar di seluruh wilayah Karawang. “TPK akan melakukan pendampingan pada empat kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin serta baduta dan balita,†kata Sofiah. Sementara itu, Kepala Bidang Bidang Pembangunan dan Ketahan Keluarga (PKK) DPPKB Karawang, Yudha Wisnu melalui Kasie Konseling dan Pemberdayaan Ketahanan Keluarga, Yayan Sugih Harya menambahkan, proses pembentukan TPK tidaklah mudah. Tak sedikit terjadi pergeseran atau perombakan tim, akibat besarnya dinamika di lapangan. Yayan bilang, orientasi ini diperlukan sebagai updating ilmu pengetahuan bagi kader TPK yang lama. Serta pelajaran baru bagi TPK yang baru bergabung di tahun ini. “TPK ini sudah dibentuk sejak November 2021, tapi efektifnya mereka mulai bekerja sejak Januari 2022,†kata Yayan. “Namun proses keluar masuk kader baru dan perkembangan keilmuan memerlukan updating pengetahuan kepada kader TPK yang bertugas di lapangan,†jelasnya. Yayan juga bilang, proses menurunkan angka stunting di Karawang bukan perkara mudah. Pasalnya, perlu keseimbangan antara pencegahan lahirnya kasus stunting baru dengan pengobatan anak yang sudah mengidap stunting. “Jadi kita berkolaborasi dengan semua instansi, kami berusaha mencegah kelahiran stunting baru. Kesehatan bertindak dengan mengobati yang sudah stunting,†pungkasnya (wyd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: