UNIC 2022 Ditutup dengan Penanaman 1.000 Mangrove, Rayakan 8 Tahun Unsika jadi Kampus Negeri
KARAWANG - Rektor Unsika, Prof Sri Mulyani menutup Unsika National Inovation Challenge (UNIC) 2022 dengan menanam 1,000 pohon mangrove sekaligus merayakan 8 tahun Unsika menjadi kampus pelat merah serta lompatan prestasi yang diraih selama dua tahun ke belakang.  SAHRUL KAMAL, Karawang  REKTOR Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang (Unsika) Prof Sri Mulyani didampingi Deputi Revolusi Mental Kementrian Koordinator PMK RI Didik Suhardi, resmi tutup Unsika National Inovation Challenge (UNIC) 2022 sekaligus dibarengi dengan gerakan penanaman 1.000 mangrove dalam rangka penegerian Unsika ke-8. Lokasi acara dilakukan di Lepas pantai Pasitputih Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon. Pada sambutanya, Prof Sri mengatakan, UNIC kali kedua yang diselenggarakan Unsika ini, mengambil tema 'Inovasi Digitalisasi Berkelanjutan Demi Mewujudkan Kebangkitan Negeri', sengaja di gelar di pesisir pantai pasir putih Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon. Penutupanya sengaja ditandai dengan penanaman seribu pohon mangrove di lepas pantai Pasir putih sebagaimana arahan Kemenko PMK soal perlunya perguruan tinggi mememliki sikap dan prinsip kepedulian terhadap alam dan lingkungan. Ia menjelaskan, bahwa bonus demografi dan capaian Indonesia emas 2045 adalah pekerjaan rumah bersama dari semua pihak. Ia sepakat sistem dan peran pendidikan begitu penting sebagai perwujudan hasilkan generasi terbaik. "Kami sampaikan selamat kepada para penerima anugerah UNIC dari berbagai kampus di Indonesia, dan terimakasih atas kehadiran Pak Deputi bersama rombongan lainnya atas suksesi acara ini, " Ungkapnya Prof Sri. Di bawah kepemimpinan Prof Sri sendiri Kampus Unsika mengalami lompatan di dua tahun terakhir, utamanya dalam hal riset dan liga satker yang cukup signifikan, sejajar dengan Kampus Negeri ternama lainnya di Indonesia. Pada lokasi yang sama, Didi Suhardi, Deputi Bidang Koordinator Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK mengapresiasi gerakan tanam pohon dan program kolaborasi yang di lakukan rektorat Unsika. Pemerintah dalam mencapai target programnya, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, karena harus berkolaborasi yang akrab di sebut pentahelix untuk wujudkan cita-cita besar Republik Indonesia. Penanaman mangrove ini, sebut Didik, adalah sebagai upaya kolaborasi gotong royong mengurangi pemanasan global dan pelestarian lingkungan dari ancaman bencana. Lebih jauhnya, adalah wahana edukasi agar masyarakat sadar pentingnya menanam, bukan menebang. "Apalagi, Indonesia ini adalah negara dengan tingkat kebencanaannya tinggi. Maka perlu kearifan, kerjasama agar lahan kritis dan rawan bencana di tanami, " Ungkapnya. Kelompok Pengawas Masyarakat Pesisir (Pokmaswas) Mina Jaladri Pasirputih, Sahari memberikan apresiasi kepada jabatan rektorat Unsika yang telah menjadikan lokasinya sebagai tuan rumah penutupan kegiatannya, sekaligus kepedulian terhadap lingkungan pesisir lewat penanaman mangrove. "Kita berharap, apa yang di lakukan Unsika, bisa di tiru kampus lainnya, terutama semangat kepedulian untuk membangun pesisir, melestarikan alamnya dan pencegahan dari ancaman kebencanaannya," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: