Disapu Angin Puting Beliung, Puluhan Rumah Rusak, Kerugian Capai Rp 20 Juta
PURWAKARTA - Puluhan rumah di Desa, Babakancikao, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta rusak akibat disapu angin puting beliung. Peristiwa tersebut terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda. "Saya beserta keluarga tengah berada di belakang rumah, sehingga ketika atap rumahnya ambruk tidak ada yang terluka. Angin itu datang dari sana, terus ke bagian atap counter terus ke rumah. Pas ambruk kita lagi pada di belakang, ini nimpa kendaraan," kata salah warga yang menjadi korban angin puting beliung, Opan Sopandi. Menurut Opan, selain atap rumahnya, dua bangunan lain miliknya yaitu counter dan tukang cukur atapnya ambruk. Ia menuturkan kerugian mencapai Rp 20 juta. "Saya mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta akibat angin puting beliung ini," jelasnya. "Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta pada hari ini, Sabtu (8/1), mencatat wilayah rumah rusak berat 3 unit dan rusak ringan 25 unit, sedangkan masjid rusak ringan 1 unit," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari. Abdul mengatakan, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik hingga mengganggu akses di jalan Industri Maracang. Wilayah terdampak yaitu di Desa Babakan Cikao (Kecamatan Babakan Cikao), Kelurahan Ciseureuh dan Munjul Jaya (Purwakarta), Desa Ciwangi (Bungursari) serta Desa Kertajaya, Sawah Kulon dan Cidahu (Pasawahan). Selain kerusakan material, bencana ini mengakibatkan satu orang warga luka ringan dan 28 KK atau 93 orang terdampak. BPBD yang dibantu TNI, Polri dan dinas terkait setempat membantu dalam mengevakuasi warga luka maupun pembersihan material bangunan yang roboh maupun pohon tumbang. Menyikapi potensi bahaya angin kencang, pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga. Masyarakat dapat mengantisipasi dampak maupun mengurangi risiko dengan pengecekan dan penguatan pada atap rumah, memangkas ranting pohon sehingga tidak mudah roboh dan mengaktifkan rencana kesiapsiagaan keluarga, khususnya menghadapi puncak musim hujan di Januari hingga Februari. "Apabila berada di luar ruangan, hindari berteduh atau berlindung di bawah pohon dan papan reklame saat angin kencang berlangsung," pungkas Abdul. (san/rie/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: