Awali Hari tanpa Sarapan, Berbahayakah bagi Kesehatan?

Awali Hari tanpa Sarapan, Berbahayakah bagi Kesehatan?

SARAPAN adalah makanan pembuka hari. Secara harfiah, kata sarapan dalam bahasa Inggris, yaitu “breakfastâ€ yang berarti buka puasa karena telah menghabiskan semalaman untuk tidur tanpa makan dan minum sama sekali. Sarapan sendiri dapat memenuhi kebutuhan gizi sekitar 15 – 30% kebutuhan sehari-hari atau sekitar 450 – 5000 kalori dan 8 – 9 gram protein. Kebiasaan makan pagi termasuk dalam salah satu tiga belas pesan dasar gizi seimbang. Sarapan pagi dapat memberikan energi untuk memudahkan konsentrasi bekerja atau belajar, meningkatkan produktivitas tubuh, dan meningkatkan stamina tubuh. Namun sayangnya, banyak orang yang melewati hari tanpa sarapan dikarenakan alasan-alasan, seperti bangun kesiangan, terburu-buru ke kantor atau sekolah, aktivitas yang padat, atau hanya karena malas mengambil beberapa makanan di meja makan. Padahal melewatkan sarapan dapat berakibat buruk bagi kesehatan yang akan menimbulkan berbagai penyakit. Hampir 50% remaja akhir tidak sarapan karena menganggap bukan hal penting dan dapat mendukung diet mereka. Namun, pada kenyataanya melewatkan sarapan bukan cara menurunkan badan yang ideal karena selama tubuh tidak mengolah makanan dalam waktu lama, sistem tubuh akan beralih untuk menyimpan kalori sebanyak mungkin sehingga membuat metabolisme melambat, selanjutnya tubuh akan mengutamakan pembakaran glukosa yang disimpan di dalam otot sebagai energi cadangan yang membuat otot melemah dan tubuh cepat lesu sepanjang hari. Tanpa sarapan, seseorang juga akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah normal. Hipoglikemia mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing, dan sulit berkonsentrasi. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan sumber energi bagi otak. Tidak hanya itu, saat gula darah menurun akan memengaruhi mood sehingga lebih cepat stress karena meningkatnya kadar kortisol (hormon stress) dan bila tidak ditangani akan meningkatkan resiko terkena sindrom kardiometabolik. Dampak buruk bila tetap memiliki kebiasaan melewatkan sarapan dalam waktu yang lama adalah meningkatkan resiko jantung dan diabetes tipe II. Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Leah Chill yang menghasilkan data bahwa tidak sarapan pagi memiliki resiko 27% mengalami serangan jantung  dibandingkan dengan orang yang sarapan, ditambah menikmati sarapan yang sehat dapat mengurangi resiko serangan jantung. Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Harvard untuk menetukan korelasi antara kebiasaan makan dan kesehatan selama enam tahun pada 46.289 responden wanita, menghasilkan data bahwa wanita yang memiliki kebiasaan tanpa sarapan memiliki resiko lebih tinggi terkena diabetes tipe II, dibandingkan wanita yang sarapan setiap hari. Lebih buruk lagi, wanita pekerja memiliki resiko 54% lebih besar terkena diabetes tipe II. Telah disimpulkan bahwa melewatkan sarapan adalah berbahaya bagi kesehatan tubuh sehingga perlu diubah pola hidupnya adalah dengan bangun lebih awal untuk sarapan yang mengandung karbohidrat, serat, dan protein, tetapi porsinya sesuai dengan kebutuhan. Ditambah, jangan mengonsumsi minuman-minuman yang asam, seperti kopi dan teh sebelum sarapan karena akan meningkatkan asam lambung yang menyebabkan maag di kemudian hari. (*) Penulis : Tania Nurul Afifah, Mahasiswi Teknologi Pangan, Unpad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: