Dampak Nyeuri Hate Orang Sunda
KASUS nyeuri hate orang Sunda karena Arteria Dahlan selesai dengan kekebalan hukum sebagai anggota dewan? Ya, bisa saja untuk urusan hukum positifnya. Tapi belum tentu secara sosial politik. Apalagi secara psikologis orang-orang Sunda. Masih ada yang tersisa, bahkan bisa saja mengendap di memori komunal masyarakat Sunda. Apa yang kemudian dikenal sebagai Nyeuri Hate Orang Sunda (sakit hati orang Sunda). Dampaknya adalah psikologi politik yang menurunkan preperensi terhadap partai politik yang menaungi Arteria Dahlan. Sebenarnya dampaknya bisa lebih serius dibanding misalnya ada sanksi yang jelas, baik secara hukum maupun tindakan parpolnya yang tegas. Tapi mungkin itulah cara politisi disana bertindak dan menyelesaikan persoalan, Meski tidak tuntas namun secara hukum diyakini selesai. Hukum politik bisa sangat terjadi dan yang menaggung bebannya adalah kader- kader parpol di Jawa Barat. Kasihan kader dan pengurus PDI Perjuangan di Karawang yang sedang berjuang keras mengembalikan kejayaan parpol di daerah ini. Yang pada pemilu lalu terjun bebas hanya menjadi parpol menengah, kalah telak dibanding Gerindra, Demokrat bahkan oleh PKB dan Golkar sekalipun. Kasihan kaum marhaen Jawa Barat. Sebagai daerah cikal bakal munculnya marhaenisme tapi mengalami kegusaran sosial politik yang tidak bisa dianggap enteng oleh pusat. Mestinya para politisi sadar, bahwa rasa empati adalah aset utama jika mau dukungan rakyat banyak. Jika rasa empati hilang setidaknya sudah dicitrakan tidak berempati pada rasa kesundaan, mau bilang apa? Kasus Arteria Dahlan vs orang Sunda akan menjadi pelajaran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mudah-mudahan imbasnya tidak seserem yang kita bayangkan. Dan jikapun terjadi imbas politik terimalah sebagah akibat wajar dari kekecewaan massif yang terpendam itu. Politisi manapun tidak ada yang bisa mengambil simpati dari sebuah komunitas yang sudah terlanjur sakit hati. Orang Sundah masih nyeuri hate. Dan kita tetap berharap "nyeri hate" orang-orang Sunda mencair seiring waktu, meski tidak ada proses hukum sebagai obat nyeuri hate. Kita berharap peradaban Sunda yang lebih tua dibanding Indonesia tetap terjaga dengan ketinggian martabatnya dan tidak kehilangan marwahnya. Semoga Indonesia lebih maju dan baik-baik saja tanpa harus saling menyinggung perasaan SARA. (shn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: