Konsumsi Jenis Cokelat yang Tepat  dapat Turunkan Tingkat Kecemasan

Konsumsi Jenis Cokelat yang Tepat  dapat Turunkan Tingkat Kecemasan

RASA cemas sering sekali terjadi pada setiap orang, khususnya pelajar, mahasiswa, kaum pekerja, hingga ibu hamil dan pasien rumah sakit. Rasa cemas sendiri atau yang biasa dikenal dengan istilah anxiety merupakan rasa yang timbul ketika seseorang memiliki rasa ketakutan atau kekhawatiran berlebih yang dapat ditandai dengan respon tubuh berupa detak jantung yang cepat, gemetaran, banyak berkeringat, lemas, sulit konsentrasi, hingga sulit untuk tidur. Rasa cemas ditingkat yang ringan hingga sedang dapat dicegah atau diredakan dengan beberapa hal, salah satunya adalah dengan mengonsumsi cokelat. Saat ini, telah banyak dibuktikan melalui penelitian-penelitian bahwa cokelat dinilai mampu mengurangi perasaan cemas ini. Cokelat merupakan produk pangan yang sangat dikenal oleh masyarakat. Cokelat sendiri berasal dari biji buah kakao (Theobroma cacao, L.) yang difermentasi, dikeringkan, dihaluskan, dan kemudian diolah menjadi berbagai jenis produk cokelat. Cokelat mengandung banyak senyawa antioksidan, beberapa diantaranya adalah feniletilamin dan anandamida. Senyawa antioksidan ini dapat memicu otak untuk memproduksi dopamin dan melepaskan β-endorfin yang dapat memicu dan meningkatkan rasa bahagia. Cokelat juga mengandung asam amino triptofan yang berkaitan dengan kadar serotonin pada otak. Triptofan merupakan prekursor neurotransmiter serotonin. Rendahnya kadar serotonin merupakan salah satu penyebab rasa cemas, oleh sebab itu dengan mengonsumsi cokelat dapat meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh. Selain dapat menurunkan tingkat kecemasan, cokelat juga dapat menangkap radikal bebas yang ada pada tubuh karena kaya akan antioksidan, yaitu fenol dan flavonoid. Cokelat memiliki kandungan antioksidan yang 3x lebih banyak dibandingkan dengan teh hijau. Cokelat juga mengandung beberapa vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E, selain itu cokelat juga mengandung zat dan nutrisi yang penting bagi tubuh seperti zat besi, kalium, dan kalsium. Meskipun mengonsumsi cokelat baik untuk tubuh, nyatanya tidak semua jenis cokelat memiliki efek mengurangi rasa cemas. Hal ini bergantung pada aktivitas antioksidan yang ada pada cokelat. Aktivitas antioksidan bervariasi tergantung pada jenis cokelat. Studi menyebutkan semakin tinggi kandungan cokelatnya maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan cokelat berkaitan dengan kandungan padatan kakao. Cokelat hitam (dark chocolate), yang mengandung setidaknya 46% padatan kakao kering, menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi di antara berbagai jenis cokelat. Cokelat susu (milk chocolate), yang mengandung 25% padatan kakao, memiliki kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan terendah di antara cokelat yang mengandung padatan kakao. Cokelat putih (white chocolate), yang tidak mengandung padatan kakao, menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat rendah dibandingkan dengan cokelat yang mengandung padatan kakao. Beberapa studi menyebutkan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan pada subjek (pasien kanker dan mahasiswa) yang mengonsumsi cokelat hitam dibandingkan dengan subjek yang tidak mengonsumsi cokelat hitam. Penurunan tingkat kecemasan juga terjadi pada sebagian besar subjek lain (ibu hamil) yang mengonsumsi cokelat. Mengonsumsi cokelat hitam dengan minimal memiliki kandungan kakao sebesar 70% setiap hari selama dua minggu dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol dan juga katekolamin pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Meskipun begitu, mengonsumsi cokelat selain cokelat hitam yang minimal mengandung 70% kandungan kakao dengan jumlah yang berlebihan, dapat menyebabkan kelebihan kalori, asupan gula berlebih, dan asupan lemak berlebih, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan obesitas. Oleh karena itu tidak dianjurkan mengonsumsi cokelat selain cokelat hitam dalam jumlah yang berlebihan. Dengan mengonsumsi jenis cokelat yang tepat, dapat mengurangi rasa cemas yang dirasakan dan baik untuk kesehatan. (*)   SUMBER: Claresta, L. J., & Purwoko, Y. (2017). Pengaruh Konsumsi Cokelat Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Praujian. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), 737–747. Fitriasnani, M. E., & Nikmah, A. N. (2020). The Effect of Chocolate Consumption on The Level of Anxiety in Primigravida Third Trimester Pregnant Women At Jatikalen Health Center Nganjuk District. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), 1056–1064. https://doi.org/10.30994/sjik.v9i2.428 Wong, S. (2012). Effects of Dark Chocolate Consumption on Anxiety, Depressive Symptoms and Health-related Quality of Life Status among Cancer Patients. Malays. J. Psychiatry, 21, 1–11. Zujko, M. E., & Witkowska, A. M. (2013). Antioxidant Potential and Polyphenol Content of Beverages, Chocolates, Nuts, and Seeds. International Journal of Food Properties, 17(1), 86–92. https://doi.org/10.1080/10942912.2011.614984   * Penulis : Alda Marsha Maheswari, Mahasiswi Teknologi Pangan, Universitas Padjadjaran, 2018

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: