Ayo Olahraga, Bersiap Malakukan Pencegahan Penularan MonkeyPox
Oleh : Drg Sekar Ayu Runggandini, , S.K.G., MARS., Peserta LATSAR CPNS  2022 Gelombang V Angkatan XVI, Lembaga Administrasi Negara RI, Monkeypox sudah masuk Jakarta!, informasi yang disampaikan Kementerian Kesehatan yang diwakilkan oleh juru bicara, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual melalui zoom meeting, terkait penemuan pasien pertama terkonfirmasi monkeypox pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022 Fasilitas kesehatan telah mendeteksi adanya 23 kasus dan 22 diantaranya telah dinyatakan negatif monkeypox, dan 1 yang terkonfirmasi positif monkeypox , pasien berasal dari DKI Jakarta, seorang laki-laki berumur 27 tahun, dikonfirmasi pada tanggal 19 Agustus 2022 yang terdapat riwayat dari luar negeri. Pemerintah secara sigap melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang mungkin terpapar oleh pasien tersebut, adapun hasil dari penelusuran tersebut adalah negatif. Menurut buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI Tahun 2022, penyebab penyakit monkeypox adalah virus Monkeypox (MPXV) yang tergolong dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus ini juga termasuk virus Variola (penyebab Smallpox), virus Vaccinia dan virus Cowpox. Bagaimana Monkeypox bisa menular dari satu manusia ke manusia lainya?. Penularan tidak hanya melalui kontak langsung dengan hewan mauapun manusia yang terinfeksi namun bisa juga melalui benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh virus Monkeypox. Virus Monkeypox masuk kedalam tubuh melalui kulit yang luka atau terbuka, saluran pernafasan, dan selaput lendir (mata, hidung, atau mulut) (Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Monkeypox ,kementerian Kesehatan RI Tahun 2022). Bagaimana gejala Penyakit ini?. Informasi dari buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox, masyarakat perlu waspada apabila ada gejala - gejala berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan/ lipatan paha, gejala ini merupakan gejala fase akut 0-5 hari. Sedangkan fase erupsi 1-3 hari setelah muncul demam akan timbul gejala berupa ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Ruam paling banyak muncul pada wajah (95% kasus), telapak tangan, dan telapak kaki (75% kasus). Ruam atau lesi ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh kecil berisi cairan bening (vesikel), lepuh kecil berisi nanah (pustula), kemudian mengeras atau krusta lalu rontok. Pada fase yang berlangsung sekitar 10 hari ini, seseorang berpotensi menularkan penyakit ini hingga semua krusta menghilang dan rontok. Monkeypox merupakan penyakit bergejala ringan dengan tingkat kematian sangat rendah. Gejala-gejala penyakit pada umumnya dari monkepox dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya tergantung imunitas penderita (Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox ,kementerian Kesehatan RI Tahun 2022). Sebagai masyarakat tentunya kita berharap tidak terjadinya peluasan penularan seperti kasus COVID-19 yang selama 2 tahun ini sangat meresahkan dan sempat membuat stabilitas Indonesia terganggu. Maka dari itu kita perlu berupaya melakukan pencegahan selain menghindari kontak langsung atau provokasi hewan penular Monkeypox, menghindari mengonsumsi, atau menangani daging yang diburu dari hewan liar, mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar, menghindari kontak tatap muka/ kontak fisik dengan siapa saja yang memiliki gejala, atau barang terkontaminasi, namun yang terpenting adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu cara meningkatkan imunitas dengan menerapkan hidup sehat salah satunya dengan olahraga terukur. Mengapa olahraga dapat meningkatkan imun tubuh?, Saat olahraga kemampuan beberapa organ seperti pembuluh darah, paru-paru dan jantung akan meningkat. Untuk meningkatkan imunitas olahraga yang dilakukan harus mencapai kriteria FIIT (Saputra, SA.2020). FIIT merupakan singkatan dari frequency, intensity, time, type. Frequency atau frekuensi adalah lama waktu untuk olahraga ,yang dianjurkan adalah 3-5 kali dalam seminggu. Intensity atau intensitas merupakan ukuran usaha ataupun kekuatan yang bekerja selama olahraga, intensitas yang dianjurkan adalah 65 %-75% dari denyut nadi maksimal (DNM) - Umur atau bisa dengan rumus 220-umur. Time yang diartikan waktu adalah lamanya berolahraga, yang dianjurkan adalah 20-30 menit sampai satu jam jika tubuh memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Type atau tipe olahraga harus bersifat aerobic yaitu jenis aktivitas yang merangsang denyut jantung dan laju pernapasan selama sesi olahrga. Banyak jenis olahraga kesehatan diantaranya ada yang bisa dilakukan secara masal seperti seperti olahraga sepak bola, olahraga bola basket,Kelebihan olahraga yang dilakukan masal atau berkelompok berdampak positif bagi aspek rohani, dimana ada sisi sosialisasi dan senda gurau yang membuat kita lebih bahagia, namun kekurangannya memang riskan di masa pandemi dan bahkan monkeypox seperti ini pun dianjurkan untuk melakukan olahraga yang aman dan tetap dapat menjaga jarak guna mematuhi protokol kesehatan. Selain olahraga yang dapat dilakukan masal, saat ini dengan mudah kita juga bisa melakukanya secara individu dan secara mandiri. Di era digital ini mudah sekali kita menemukan video olahraga di internet, anda bisa mencarinya dan sangat banyak variasi olahraga yang bisa kita temukan, mulai dari olahraga untuk anak-anak, remaja, paruh baya, dan bahkan untuk lansia. Kita pun dengan mudah menemukan banyak sekali informasi terkait dengan program olahraga. Dengan era digital ini, tempat olahraga bukan lagi menjadi masalah, kita bisa olahraga dimana saja asalkan cukup luas dan aman bahkan di kamar sekalipun jika memungkinkan kita bisa melakukan olahraga. Jenis olahraga yang dapat dilakukan seacara mandiri seperti lari lambat (jogging), senam aerobic, dan lain sebagainya. Olahraga tentunya juga dipilih sesuai situasi kondisi yang ada di antaranya yang perlu dipertimbangkan adalah tujuan berolahraga, ada yang melakukan olahraga untuk meningkatkan masa otot, kebugaran, ada yang untuk menurunkan berat badan dan lain sebagainya, selain itu faktor usia pun tentunya harus diperhatikan, banyak olahraga yang diperuntukkan untuk anak-anak pastinya berbeda dengan yang diperuntukan lansia. Selain tujuan, dan usia kondisi fisik, kondisi adanya penyakit yang diderita pun perlu diperhatikan, seperti olahraga untuk penderita diabetes, penderita osteoporosis, dan lain sebagainya. Banyak olahraga yang murah meriah bisa dilakukan bahkan tanpa modal uang sama sekali, yang diperlukan modal niat, semangat, dan bahagia, mengapa harus semangat dan bahagia karena akan merangsang hormon endorfin, dimana berdasakan penelitian hormon endorfin ini dapat berperan sebagai penghilang rasa sakit, memicu perasaan bahagia, dan yang terpenting peningkatan imunitas. Dengan jasmani yang sehat, imunitas tubuh yang baik, gaya hidup yang sehat dengan memperhatikan hal-hal yang harus dihindari terkait Monkeypox masa penularanya bisa kita tekan. Diharapkan Masyarakat yang sehat secara jasmani bisa menjaga kestabilan Negara Kesatuan Republik Indones ketika ada potensi ancaman penyakit seperti Monkeypox, penyakit menular lainnya maupun ancaman lainya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: