Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Kota Bekasi, Pasien Asal Jatiasih
Tanti Rohilawati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi--
KOTA BEKASI - Kasus gagal ginjal akut anak akhirnya ditemukan di KOTA BEKASI. Korbannya adalah seorang anak warga Jatiasih.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati dengan adanya temuan satu kasus gagal ginjal akut tersebut mengimbau agar warga tidak panik dan resah terkait maraknya penyakit gagal ginjal akut terhadap anak.
"Warga diminta tetap tenang, tak perlu khawatir, pemerintah pusat sudah menemukan obatnya yaitu obat anti racun dan sekarang sudah dipesan dari luar negeri," ucap Tanti, Rabu (28/10/22).
BACA JUGA: Aminah Tampung Aspirasi Masyarakat dalam Reses III di Wilayah Jatiasih
Tanti menjelaskan dari kasus gagal ginjal diseluruh indonesia menurut kementerian kesehatan mencapai 255 kasus, namun hanya 40 persen yang menyebabkan pasien meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi bersama para kepala puskesmas dan unit kesehatan lainnya sudah membuat surat edaran terkait masalah gagal ginjal akut terhadap warga.
Walaupun, untuk di Kota Bekasi sendiri, sudah ada satu kasus pasien gagal ginjal akut di wilayah Kecamatan Jatiasih, tim Dinas Kesehatan langsung gerak cepat merespon hal tersebut.
BACA JUGA: Wagub Jabar: Momen Sumpah Pemuda Harus Aktif Berbagai Giat Poisitif
"Alhamdulillah kita bersama stakeholder langsung gerak cepat merespon aduan terkait ada warga Jatiasih yang terdiagnosa gagal ginjal akut," ucap Bunda Tanty sapaan akrabnya.
Dia pun mengimbau kepada orang tua apabila anaknya mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual ,muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Pastikan bila anak tersebut kebutuhan cairan tubuhnya tercukupi dengan minum air. Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Waspadai apabila mulai terjadi ciri-ciri seperti berikut.
"Dan bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6 – 8 jam (saat siang hari), maka dari itu orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Orang tua diimbau untuk segera mengonsultasikan kepada tenaga kesehatan dan tidak mencari pengobatan sendiri," jelas Tanti. (amn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: