Sudah 112 Kejadian Karhutla, Ini Tujuh Wilayah Jadi Perhatian Serius BNPB hingga Tetapkan Status Siaga

Sudah 112 Kejadian Karhutla, Ini Tujuh Wilayah Jadi Perhatian Serius BNPB hingga Tetapkan Status Siaga

Karhutla BNPB--

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Indonesia akan memasuki musim kemarau yang lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya karena pengaruh dari El Nino.

Rabu 07 Juni 2023 pagi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bertolak menuju Provinsi Riau untuk memimpin rapat koordinasi penanganan karhutla bersama seluruh unsur forkopimda se Provinsi Riau.

Mantan Pangdam V Brawijaya itu dijadwalkan akan meninjau titik lokasi karhutla secara langsung melalui udara.

Suharyanto secara lugas menyatakan pihaknya akan lebih fokus dalam upaya pencegahan hingga penanganan darurat bencana hidrometeorologi kering. Mulai dari antisipasi kebakaran hutan dan lahan hingga kekeringan akibat faktor cuaca.

“BNPB akan fokus ke kebakaran hutan dan lahan. Karena prediksi BMKG di tahun 2023 ini kemaraunya lebih kering. Diprediksi potensi kejadian karhutlanya lebih besar dari tiga tahun terakhir,” kata dia.

Dari data sementara per 1 Juni 2023, sudah ada 112 kejadian karhutla di Tanah Air. Sementara itu ada tujuh wilayah yang akan mendapatkan perhatian khusus dari BNPB yang meliputi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur.

Hingga saat ini, status siaga darurat bencana karhutla dan kekeringan telah ditetapkan di seluruh provinsi tersebut per 29 Mei 2023.

Suharyanto menilai ketujuh provinsi prioritas itu memang menjadi langganan bencana karhutla setiap tahunnya.

Dia akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan penanganan karhutla berjalan dengan baik sehingga dampak terburuk dapat diminimalisir.

Sebelumnya, BNPB juga telah mendukung operasi penanganan karhutla di Bumi Lancang Kuning dengan menyiagakan helikopter untuk patroli hingga _water boombing_.

Di sisi lain, BNPB bersama BRIN, BMKG dan TNI juga mengupayakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai langkah antisipasi untuk mengurangi potensi kejadian kebakaran hutan dan lahan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: