Ujang Rohman Minta Kartar KBB Serius Menyiapkan SDM untuk Menyambut Indonesia Emas 2045
Ujang Rohman, Ketua Karang Taruna Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Meqi Fernando)--
Konkretnya, Karang Taruna bisa mendirikan rumah data kesejahteraan sosial di Desa. Melalui gagasan ini, Karang Taruna bisa melakukan advokasi sosial. Fakir miskin, yatim piatu terlantar, lansia terlantar, atau eks penderita penyakit kronis yang mengalami ketidakmampuan ekonomi, yang belum terentri ke DTKS bisa diadvokasi untuk mendapatkan jaminan atau perlindungan sosial. Sebaliknya, data aktif yang sudah meninggal dunia atau sudah tak layak menjadi warga DTKS, dapat dilakukan koreksi supaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial berjalan efektif.
Selain itu, rumah data tersebut juga bisa menjadi inovasi untuk mengintegrasikan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Desa-desa. Mulai jaminan, perlindungan, pemberdayaan, hingga rehabilitasi sosial. Misal, dalam banyaknya kasus bullying atau bahkan kekerasan terhadap anak yang berakibat mengalami traumatik atau disfungsi sosial, rehabilitasi korban bisa dilakukan langsung di tingkat Desa. Sehingga pelayanan sosial rehabilitatif bisa diselenggarakan secara terstruktur dan berjejaring sampai ke tingkat Desa-desa.
Yang tak kalah penting lain, adalah pemberdayaan sosial. Sudah banyak Karang Taruna di Desa-desa yang menginisiasi usaha ekonomi produktif (UEP). Apakah itu dalam bentuk wisata Desa, peternakan, atau bahkan terlibat dalam Bumdes. Dalam hal ini, program UEP tersebut bisa diintegrasikan dengan program pemberdayaan sosial. Misal dalam wisata Desa, perekrutan pekerja bisa memprioritaskan warga DTKS. Dengan begitu, program pembangunan Desa memiliki double impact terhadap pemberdayaan sosial.
Dengan demikian, Karang Taruna bisa berkontribusi terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang terintegrasi di tingkat Desa. Mulai jaminan, perlindungan, pemberdayaan, sampai rehabilitasi sosial. Hal itu dilakukan dalam satu atap pelayanan sosial bernama rumah data kesejahteraan sosial.
Ujang Rohman menjelaskan Karang Taruna punya peran strategis untuk menciptakan SDM unggul dan berkualitas dan bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan, tapi juga yang mau belajar. Selain itu SDM yang kuat fisik, mental, dan moralnya.
"SDM yang inovatif dan menghasilkan karya berkualitas. Di sisi lain karang taruna bertugas menjadi lembaga riset. Karena memiliki tokoh yang sangat banyak, tenaga peneliti dan puluhan ribu anggota untuk pengembangan iptek. Kuncinya di sini," ujarnya.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: