Ini lho Perkembangan Seksual Anak Usia 0-12 Tahun yang Harus Moms dan Dads Tahu!
Perkembangan Seksual Anak Usia 0-12 Tahun-(Pixabay/Pexels)-
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Pernahkah Moms melihat si Kecil memegang alat kelaminnya dan terlihat nyaman? Jangan langsung dimarahi, ya. Hal ini normal dan merupakan bagian dari tahapan perkembangan psikoseksual anak.
Menurut psikoanalis terkenal Sigmund Freud, perkembangan psikoseksual anak adalah serangkaian tahap yang dimulai sejak bayi untuk memahami dan menjelaskan perilaku emosional dan mental.
Setiap tahap perkembangan psikoseksual anak dikaitkan dengan bagian tubuh tertentu atau zona sensitif seksual, yang menjadi sumber kesenangan dan konflik pada tiap tahapannya.
Yuk kenali perkembangan seksual anak usia 0-12 tahun Moms!
Perkembangan Seksual Anak Usia 0-12 Tahun
Teori psikoanalitik menyatakan bahwa kepribadian sebagian besar terbentuk pada usia lima tahun. Pengalaman awal memiliki pengaruh besar dalam perkembangan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di masa depan.
Setiap tahap perkembangan ditandai dengan konflik yang bisa membantu pertumbuhan atau menghambatnya, tergantung pada bagaimana konflik tersebut diselesaikan. Penyelesaian konflik ini menentukan apakah individu akan memiliki kepribadian yang sehat.
Jika tidak diselesaikan dengan baik, dapat terjadi fiksasi, yaitu fokus berlebihan pada tahap perkembangan sebelumnya yang belum terselesaikan.
Berikut adalah perkembangan psikoseksual anak mulai dari bayi hingga Ia beruisa 12 tahun, Moms.
1. Fase Oral
Fase oral terjadi pada bayi baru lahir hingga usia satu tahun. Selama fase ini, mulut adalah sumber utama kesenangan anak. Selain makan dan menyusu, anak akan terus memainkan mulutnya dengan jari atau memasukkan berbagai benda ke dalam mulutnya.
2. Fase Anal
Fase anal terjadi saat anak berusia satu hingga tiga tahun. Pada fase ini, Freud percaya bahwa fokus utama kesenangan anak adalah pada daerah anus, di mana anak mulai memahami kapan ia akan buang air besar. Keberhasilan pada tahap ini bergantung pada cara orang tua melakukan pendekatan toilet training.
3. Fase Phallic
Di antara lima fase psikoseksual, orang tua sering khawatir saat anak memasuki fase phallic. Pada fase ini, anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya untuk pertama kalinya. Anak juga semakin sadar akan tubuhnya, menunjukkan ketertarikan terhadap alat kelaminnya sendiri dan lawan jenis. Fase ini berlangsung pada usia tiga hingga enam tahun.
4. Fase Laten
Fase laten terjadi pada usia 7 sampai 10 tahun. Pada fase ini, energi seksual anak disalurkan melalui hubungan sosial dengan teman sebaya dan keluarga, serta melalui hobi. Tahap ini penting untuk pengembangan keterampilan sosial, komunikasi, dan kepercayaan diri.
5. Fase Genital
Fase genital dimulai pada usia 12 tahun. Pada fase ini, anak mengalami pubertas yang menyebabkan libidonya kembali aktif. Selama tahap akhir perkembangan psikoseksual, anak mulai menunjukkan ketertarikan seksual yang kuat terhadap lawan jenis.
Peran Orang Tua dalam Perkembangan Psikoseksual Anak
Orang tua memiliki peran penting dalam setiap tahapan perkembangan anak. Mereka harus mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dengan pengetahuan tentang perilaku anak sejak lahir hingga remaja. Orang tua dapat memberikan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak, serta perlindungan saat mereka mengembangkan kepribadian dan identitas.
Memahami Perilaku Seksual Anak
Setelah mengetahui tahapan perkembangan psikoseksual anak, orang tua tidak perlu canggung berbicara tentang perkembangan seksualnya. Anak-anak mulai mengeksplorasi tubuhnya dengan menyentuh bagian-bagian tubuh, termasuk alat kelamin. Seiring bertambahnya usia, anak membutuhkan bimbingan dalam mempelajari bagian-bagian tubuh dan fungsinya.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), ada perilaku seksual "normal" dan perilaku yang mungkin menandakan masalah pada anak:
1. Perilaku Normal
- Menyentuh alat kelamin di tempat umum atau pribadi.
- Melihat atau menyentuh alat kelamin teman sebaya atau saudara baru.
- Menampilkan alat kelamin kepada teman sebaya.
- Berdiri atau duduk terlalu dekat dengan seseorang.
- Mencoba melihat teman sebaya atau orang dewasa telanjang.
2. Perilaku yang Menandakan Masalah
Moms juga perlu tahu kapan perilaku seksual anak yang muncul lebih dari sekadar rasa ingin tahu dan cenderung berbahaya.
Sebab, masalah perilaku seksual dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan Si Kecil dan juga anak yang lain.
- Sering terjadi dan tidak dapat dialihkan.
- Menyebabkan rasa sakit emosional atau fisik atau cedera pada diri sendiri atau orang lain.
- Diasosiasikan dengan agresi fisik.
- Melibatkan paksaan.
- Mensimulasikan tindakan seksual dewasa.
Dengan memahami tahap perkembangan psikoseksual anak, orang tua bisa lebih bijak dalam membimbing si kecil melewati prosesnya.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: