Tradisi Sunat Perempuan, Apakah Bermanfaat atau justru berbahaya? Simak Informasi lengkapnya
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Tradisi sunat perempuan sangat umum dilakukan di Indonesia dan telah menjadi kebiasaan yang kuat di masyarakat. Namun, praktik ini masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sunat perempuan melibatkan prosedur yang meliputi pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin wanita bagian luar, atau cedera lain pada alat kelamin wanita tanpa alasan medis. Studi yang diterbitkan di Journal of General Internal Medicine menyatakan bahwa praktik sunat perempuan adalah tindakan yang kompleks dan kontroversial.
Dalam konteks Islam, tradisi sunat perempuan dianggap sebagai hal yang berbeda-beda pendapat di antara para ulama. Artikel ini akan menjelaskan pandangan Islam terhadap tradisi sunat perempuan, mari kita temukan jawabannya!
BACA JUGA:Punya Banyak Manfaat, Ketahui Kandungan Zat dalam Siwak Yuk!
Apa Itu Tradisi Sunat Perempuan?
Sunat perempuan adalah segala bentuk prosedur yang melibatkan pengangkatan, pemotongan, atau pembuangan sebagian atau seluruh alat kelamin eksternal perempuan. Prosedur ini juga sering disebut sebagai mutilasi genital perempuan yang berisiko menyebabkan cedera pada organ genital untuk alasan non-medis.
Sunat perempuan umumnya dilakukan pada usia bayi kurang dari 7 hari, meskipun dalam beberapa kepercayaan, prosedur ini bisa dilakukan setelah bayi lahir. Tidak semua prosedur sunat perempuan dilakukan dengan cara yang sama.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sunat perempuan dibagi menjadi 4 tipe:
- Tipe 1: Clitoridectomy Pada tipe ini, seluruh bagian klitoris benar-benar diangkat. Namun, ada juga yang hanya menghilangkan lipatan kulit di sekitar klitoris.
- Tipe 2: Excision (Eksisi) Pada tipe ini, pengangkatan dilakukan pada sebagian atau seluruh klitoris dan labia minora (lipatan vagina bagian dalam). Pengangkatan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa pemotongan labia majora (lipatan luar vagina).
- Tipe 3: Infibulation (Infibulasi) Sunat jenis ini membuat pembukaan vagina menjadi lebih sempit dengan menempatkan semacam lapisan penutup. Penutup tersebut dibuat dari pemotongan dan reposisi labia minora atau labia majora, yang kemudian dijahit. Prosedur ini bisa disertai dengan atau tanpa pengangkatan klitoris.
- Tipe 4 Prosedur ini mencakup tindakan yang merusak bagi organ genital perempuan, bukan merupakan indikasi medis. Contohnya adalah menusuk area tersebut dengan jarum, mengiris atau menggoresnya, atau bahkan masuk ke dalam genital.
Secara umum, semua tipe sunat perempuan berisiko bagi kesehatan perempuan yang menjalani prosedur tersebut.
Apakah Sunat Perempuan Bermanfaat atau Berbahaya Bagi Kesehatan?
Sunat perempuan umumnya dipraktikkan karena adat istiadat. Namun, menurut dr. Suzy Maria, Sp.PD dari Omni Hospitals Pulomas mengatakan jika sunat pada Perempuan itu tidak direkomendasikan karena bukan bagian dari Tindakan medis.
BACA JUGA:Ragam Biaya Sunat Berdasarkan Usia dan Jenis Tindakanya.
Kenyataan ini semakin diperkuat dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 Tahun 2014, yang didalamnya menyatakan jika :
"Sunat perempuan saat ini tidak dianggap sebagai tindakan medis karena tidak didasarkan pada indikasi medis dan tidak terbukti bermanfaat bagi kesehatan,"
Praktik sunat pada bayi perempuan dapat merusak atau menghilangkan struktur normal dan sehat dari organ genital perempuan, yang dapat mengganggu fungsi alami organ tersebut. Dr. Suzy juga menambahkan jika sunat pada perempuan tidak memberikan manfaat kesehatan dan hanya membawa risiko atau bahaya.
Sehingga dapat disimpulkan jika Sunat Bayi Perempuan hanyalah tradisi yang masih dipertahankan Sebagian daerah. Hal ini tidak terbukti bermanfaat bagi Kesehatan, tapi justru dapat merusak organ genital perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: