Harus Segera Tangani, Ini Cara Mengatasi Gejala Stres Berat

 

Salah satu tanda stres berat yang sering diabaikan adalah penurunan gairah seksual. Saat stres, pikiran cenderung terfokus pada masalah yang dihadapi, mengurangi minat dan gairah seksual seseorang.

 

Mudah Sakit

 

Gejala lain dari stres berat adalah kecenderungan untuk mudah jatuh sakit. Stres yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus. Studi berjudul "Life Event, Stress and Illness" juga menunjukkan bahwa stres dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes melitus, gangguan pencernaan seperti tukak lambung, dan memperburuk kondisi asma.

Cara Mengatasi Gejala Stres Berat

Jika tidak segera ditangani, stres berat dapat menyebabkan gangguan mental yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan atau depresi. Stres berat juga dapat meningkatkan risiko penyakit fisik seperti diabetes, obesitas, penyakit asam lambung, dan penumpukan plak di pembuluh darah.

Agar dapat terhindar dari risiko tersebut, berikut beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk membantu mengurangi gejala stres berat:

1. Memahami dan Menerima Kondisi: Penerimaan terhadap situasi yang dihadapi adalah langkah awal yang penting.

2. Melihat Sisi Positif: Cobalah mencari hal-hal positif dari masalah yang sedang dihadapi untuk mengurangi beban pikiran.

3. Menulis Jurnal: Mencatat keluh kesah dan masalah dalam buku harian dapat membantu melepaskan emosi.

4. Berbicara dengan Orang Terdekat: Bercerita kepada seseorang yang dipercaya bisa memberikan dukungan emosional.

5. Melakukan Hobi atau Berlibur: Menghabiskan waktu untuk hobi atau pergi berlibur dapat membantu meredakan stres.

6. Teknik Relaksasi: Menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi dapat menenangkan pikiran.

7. Berolahraga: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dengan melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati.

Memahami berbagai gejala dan cara mengurangi stres berat sangat penting. Jika kondisi tidak kunjung membaik setelah mencoba langkah-langkah di atas, disarankan untuk berkonsultasi dengan Psikolog atau Psikiater.***

Sumber: