Implementasi Recollection dalam Pembelajaran PAUD Berdasar Perspektif Filsafat Plato

Implementasi Recollection dalam Pembelajaran PAUD Berdasar Perspektif Filsafat Plato

Implementasi Recollection dalam Pembelajaran PAUD Berdasar Perspektif Filsafat Plato--karawangbekasi.disway.id

PENDIDIKAN anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.

Ketika beberapa anak merasakan susah untuk fokus dalam melaksanakan pembelajaran, artinya mereka memiliki masalah dengan daya ingat mereka. Begitu juga anak yang mengalami kesulitan dalam berbahasa, maka mereka akan mengalami kesulitan dalam mengingat informasi yang telah masuk ke dalam memori mereka.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu mempertahankan daya ingat anak usia dini adalah melalui implementasi atau penerapan teori recollection/anamnesis Plato. Yang mana teori ini menitikberatkan bahwa pengetahuan adalah fungsi mengingat kembali informasi-informasi yang telah lebih dulu diperoleh.

Teori ini bisa dijadikan sebagai sebuah model karena di sana setiap siswa akan diberikan kesempatan untuk mengemukakan semua hal yang dialami, dipelajari, dipikirkan, dan dimengerti dari semua proses pembelajaran dari semenjak kehadirannya di sekolah, secara bergantian dipandu oleh guru dengan melontarkan berbagai pertanyaan sehingga si anak merasa senang untuk menceritakan kembali pengalamannya. Melalui metode recollection/anamnesis akan mudah mendorong para siswa untuk meningkatkan kemampuan atau daya ingatnya.

BACA JUGA:Perluas Jaringan News-Bisnis Media, Disway dan B Universe Sepakat Jalin Kolaborasi dan Kerjasama

Recollection/anamnesis juga menginginkan bahwa setiap manusia dalam hal ini siswa mempertanyakan berbagai hal untuk mencapai pengetahuan itu sendiri. Dan guru berperan sebagai pembimbing dalam menggali dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dan kreativitasnya terutama dalam perkembangan daya ingatnya. Karena mengingat merupakan hal terpenting dalam ajaran Plato, dalam pandangannya pendidikan merupakan suatu tindakan pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Dengan pendidikan, orang-orang akan dan (seharusnya) mengetahui apa yang benar dan tidak benar, yang baik dan yang jahat, yang patut dan yang tidak patut (Filsafat Politik Plato, J. H. Rapar, 1988).

Penggunaan teori recollection/anamnesis Plato akan mampu menciptakan suasana yang hangat, akrab dan menyenangkan baik dirasakan oleh guru maupun oleh peserta didik karena terjadi interaksi dan saling menyelami dalam menggugah setiap pengetahuan yang ada dalam diri peserta didik. Peran guru sebagai pembimbing mampu mengungkap kepribadian dan meningkatkan daya ingat setiap peserta didik, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan setiap pembelajaran akan dengan mudah diterima oleh peserta didik.

Seiring dengan diterapkannya teori ini dalam pembelajaran oleh para guru terhadap anak didik, berdampak pada perkembangan kreativitas dan inovasi model mengajar guru-guru pada jenjang pendidikan anak usia dini, yang kemudian menciptakan suasana pembelajaran ataupun ketika ada di taman bermain para peserta didik merasa senang dan merasa betah di sekolah. Ini sebagai pertanda bahwa model pembelajaran menggunakan teori recollection/anamnesis ketika dipraktikan dengan baik menjadi sebuah model yang menyenangkan.

BACA JUGA:Bupati Aep Minta Semua Korban Kecelakaan Kerja PT MPS di Rengasdengklok Segera Dilakukan Autopsi

Selalulah kita memelihara, mengembangkan, menginovasi dan menerapkan setiap teori ataupun teknik pembelajaran agar setiap peserta didik merasa betah dan senang mengikuti proses pembelajaran. Yang tentu saja sebagai pendidik kita akan menjadi panutan yang baik dalam menyampaikan materi pembelajaran. (*)

Enjang, M.A., M.Ud (Dosen Prodi PIAUD STAI DR. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: