Tips Mencegah Stunting pada Anak, Nutrisi yang Cukup Jadi Kuncinya!

Tips Mencegah Stunting pada Anak, Nutrisi yang Cukup Jadi Kuncinya!

Tips Mencegah Stunting pada Anak-(Pixabay/Endho)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Anak membutuhkan banyak gizi dan nutrisi untuk mendukung tumbuh dan kembangnya. Jika gizi dan nutrisi yang didapatkan tidak tercukupi, bisa jadi anak berisiko terkena stunting. Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Melansir dari situs resmi Kemenkes RI, anak yang mengalami stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badannya yang berada di bawah standar.

 

Anak harus diberi gizi yang baik pada 1000 hari pertama kehidupannya. Mulai dari 270 hari selama kehamilan hingga 739 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan.

Bagaimana tips mencegah stunting pada anak?

Cara Mencegah Stunting

Saat Hamil

Upaya pencegahan stunting selama masa kehamilan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Rutin menjalani pemeriksaan kehamilan, mengonsumsi makanan kaya kalori, protein, dan mikronutrien, deteksi penyakit melalui pemeriksaan kesehatan, serta melahirkan di fasilitas kesehatan merupakan langkah-langkah yang dapat diambil.

Masa Balita

Dalam program pencegahan stunting pada balita, langkah awal dapat dimulai dengan pemantauan kesehatan pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Selanjutnya, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada awal kehidupan, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, serta merangsang perkembangan anak sejak dini. Penting juga untuk menjalani imunisasi sesuai pedoman pemerintah guna melindungi anak dari berbagai penyakit.

Fase Remaja Putri

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, remaja yang menderita anemia berpotensi mengalami anemia saat hamil setelah menikah. Jika tidak diatasi, risiko pendarahan saat persalinan, bayi berat badan rendah, dan kelahiran anak stunting dapat meningkat. Upaya mengatasi anemia dan mencegah stunting melibatkan pemberian makanan bergizi tinggi zat besi, vitamin B12, dan asam folat, serta pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini dan penanganan medis yang sesuai.

Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat memegang peran penting dalam pencegahan stunting pada anak-anak. Langkah-langkah melibatkan penerapan pola makan seimbang untuk ibu dan anak, rutin vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan, serta memupuk kebiasaan aktivitas fisik.

Pemberian Makanan Tambahan di Usia 6–24 Bulan

Makanan tambahan yang didominasi oleh protein hewani, seperti ikan, ayam, daging, dan susu, dapat membantu memperbaiki kondisi stunting pada anak.

Edukasi tentang Pernikahan dan Pencegahan Pernikahan Dini

Pernikahan dini dapat memicu risiko stunting karena berpotensi memengaruhi kesehatan ibu dan kehamilan yang berisiko. Wanita berusia di bawah 18 tahun mungkin kurang memahami kesehatan reproduksi dan perawatan anak, sehingga meningkatkan risiko stunting pada anak. Edukasi pernikahan dan pencegahan pernikahan dini menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko tersebut.

Diagnosis Stunting

Sebelum menetapkan diagnosis stunting, dokter akan melakukan konsultasi mengenai jenis makanan yang dikonsumsi oleh Si Kecil, riwayat pemberian ASI, keadaan kesehatan selama kehamilan dan setelah melahirkan, hingga situasi lingkungan di sekitar tempat tinggal.

Informasi tersebut memiliki signifikansi penting karena stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak sesuai, kondisi ibu selama masa kehamilan hingga kondisi sanitasi di lingkungan tempat tinggal.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda stunting pada anak, termasuk pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. Jika tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan merah yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini dapat menjadi indikasi adanya stunting. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan tambahan seperti:

1. Tes darah, yang dapat mengidentifikasi gangguan kesehatan seperti TBC, infeksi kronis, atau anemia.

2. Tes urine, yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan sel darah putih dalam urine sebagai tanda infeksi.

3. Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi infeksi parasit atau intoleransi laktosa.

4. Ekokardiografi atau USG jantung, guna mendeteksi adanya penyakit jantung bawaan pada bayi.

5. Foto Rontgen Dada, untuk mengevaluasi kondisi jantung dan paru-paru.

6. Tes Mantoux, pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit TBC yang dapat menjadi penyebab stunting pada anak.

Nah itulah informasi tentang stunting yang bisa Moms ketahui. Semoga bermanfaat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: