Ketahui Faktor Risiko Stunting pada Anak Yuk Moms!

Ketahui Faktor Risiko Stunting pada Anak Yuk Moms!

Ketahui Faktor Risiko Stunting-(Pixabay/FeeLoona)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), stunting adalah kondisi perawakan pendek pada balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. 

Stunting dapat diidentifikasi dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar yang seharusnya. Dalam konteks medis, kondisi stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan yang dianggap normal.

BACA JUGA:Ibu Hamil Lakukan Ini untuk Cegah Stunting pada Anak Saat Masa Kehamilan

Penyebab Stunting

Penyebab stunting yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak, terutama dalam dua tahun pertama kehidupan, melibatkan kekurangan gizi kronis, terutama kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan stunting meliputi:

Kekurangan Asupan Gizi pada Ibu Hamil

Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), sekitar 20 persen kasus stunting telah terjadi selama bayi masih dalam kandungan. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan menjadi pemicu utama, yang dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil dan berpotensi menghambat pertumbuhan janin.

Pola Makan yang Tidak Seimbang

Pola makan yang tidak seimbang, termasuk kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan, dan sumber protein, dapat menyebabkan kekurangan nutrisi esensial yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan optimal pada anak. Dalam sebuah jurnal ilmiah berjudul "Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java" yang dipublikasikan di Journal of Maternal and Child Health, disebutkan bahwa faktor-faktor genetik, seperti tinggi badan orang tua dan konsumsi ikan, juga dapat memengaruhi risiko terjadinya stunting.

Perawatan yang Kurang Memadai Setelah Melahirkan

Setelah proses melahirkan, bukan hanya bayi yang membutuhkan perawatan, tetapi ibu juga perlu mendapatkan perawatan yang memadai. Tujuannya adalah agar ibu mampu memberikan ASI dengan kualitas yang memadai untuk Si Kecil. ASI memainkan peran krusial dalam 1.000 hari pertama kehidupan bayi karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Jika perawatan pasca melahirkan tidak memadai, ibu berisiko mengalami kelelahan kronis, menghadapi baby blues syndrome, bahkan depresi pasca melahirkan.

Kekurangan Gizi pada Anak

Anak memerlukan asupan nutrisi yang mencukupi selama 2 tahun pertama kehidupannya. Kekurangan nutrisi seperti protein, zinc (seng), dan zat besi menjadi faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan fisik anak. Kondisi ini dapat terjadi akibat posisi menyusui yang tidak tepat, tidak mendapatkan ASI eksklusif, pola makan yang buruk, hingga kualitas makanan pendamping ASI yang kurang baik.

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan anak. Pola asuh yang kurang efektif dapat berkontribusi pada terjadinya stunting, terutama terkait dengan praktik pemberian makanan kepada anak. Ketidakperhatian orang tua terhadap kebutuhan gizi Si Kecil dapat meningkatkan risiko stunting.

Infeksi Berulang

Anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah cenderung rentan terhadap infeksi berulang. Infeksi yang terjadi secara berulang dapat menghambat pertumbuhan anak dan berpotensi menyebabkan stunting.

Kurangnya Sanitasi yang Baik

Akses yang terbatas terhadap air bersih memiliki dampak pada risiko stunting. Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak memadai lebih rentan terhadap penyakit. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga dapat menyebabkan infeksi yang tidak tertangani, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan anak dan berujung pada stunting.

Terbatasnya Akses ke Layanan Kesehatan

Menurut penelitian yang terdokumentasikan dalam jurnal ilmiah berjudul "Stunting and associated factors in children of less than five years: A hospital-based study," yang dipublikasikan di Pakistan Journal of Medical Sciences, terdapat berbagai kombinasi faktor yang menyebabkan stunting. Faktor kesehatan ibu yang memprihatinkan menjadi elemen yang tidak boleh diabaikan.

Terhambatnya akses ke layanan kesehatan yang memadai, termasuk pemeriksaan rutin, imunisasi, dan perawatan kesehatan anak, dapat menghambat identifikasi dan penanganan dini terhadap masalah pertumbuhan anak.

Kehamilan yang Tidak Sehat

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat pada janin sejak dalam kandungan. Kelahiran bayi dengan berat rendah atau tidak optimal meningkatkan risiko stunting pada masa pertumbuhan anak.

Pemberian ASI yang Tidak Eksklusif

ASI mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan optimal. Namun, dalam beberapa situasi, kurangnya asupan ASI pada enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi.

Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

Berat badan bayi yang rendah (> 2500 gram) bukan hanya menjadi penyebab utama kematian neonatal, tetapi juga meningkatkan risiko stunting. Ini disebabkan oleh belum matangnya saluran pencernaan bayi, yang menyebabkan penyerapan nutrisi dari makanan menjadi kurang optimal.

Mengidap Penyakit Jantung Bawaan

Anak dengan kondisi jantung bawaan mengalami kesulitan dalam menelan makanan dan memiliki keterkaitan dengan fungsi jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Kegagalan jantung dalam memompa darah dapat menghambat distribusi nutrisi ke seluruh tubuh, memperburuk risiko terjadinya stunting.                    

BACA JUGA:Tips Mencegah Stunting pada Anak, Nutrisi yang Cukup Jadi Kuncinya!

Faktor Risiko Stunting

Apa yang menyebabkan stunting? Beberapa kondisi berisiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stunting pada anak, di antaranya:

1. Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin (IUGR), yaitu pertumbuhan janin yang terhambat dalam kandungan karena kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.

2. Orang tua dengan postur tubuh yang pendek.

3. Stagnasi berat badan selama kehamilan.

4. Orang tua dengan tingkat pendidikan rendah.

5. Pemberian makanan pendamping ASI yang tidak memadai.

6. Orang tua dengan tingkat ekonomi rendah atau dalam kondisi miskin.

7. Tinggal di lingkungan dengan keterbatasan akses terhadap air bersih.

Risiko stunting pada anak semakin tinggi jika:

1. Mengalami pengabaian oleh orang tua.

2. Tidak mendapatkan ASI secara eksklusif.

3. Menderita penyakit seperti tuberkulosis (TBC), anemia, dan penyakit jantung bawaan.

Itulah informasi mengenai stunting yang bisa Moms tahu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: