Sering Menjadi Rujukan Pernikahan Dini, Benarkah Rasulullah Menikahi Aisyah pada Usia 9 Tahun? Cek Faktanya!

Sering Menjadi Rujukan Pernikahan Dini, Benarkah Rasulullah Menikahi Aisyah pada Usia 9 Tahun? Cek Faktanya!

Benarkah Rasulullah Menikahi Aisyah pada Usia 9 tahun?-(Foto/Freepik)-

 

Para fuqaha memahami hadis yang menyebut Nabi Muhammad saw. menikahi Aisyah ra. ketika berusia 6 tahun dan tinggal bersama Nabi pada usia 9 tahun. Pemahaman ini sering dijadikan dasar oleh sebagian masyarakat untuk melegitimasi pernikahan anak dalam Islam.

 

Mereka beranggapan bahwa menikah di usia muda lebih baik daripada terjerumus dalam perbuatan zina, meskipun anak tersebut belum mandiri secara ekonomi dan masih bergantung pada orang tua.

 

Namun, dalam konteks saat ini, hadis tersebut sebaiknya ditafsirkan secara lebih komprehensif dengan memperhatikan berbagai perspektif agar selaras dengan maqashidut-tasyri’, yaitu prinsip hukum Islam yang bertujuan untuk kebaikan. Hal ini mencakup nilai-nilai seperti kasih sayang, kemaslahatan, kelembutan, keadilan, dan kesetaraan.

 

Penafsiran yang kritis terhadap hadis tersebut harus mempertimbangkan aspek sanad hadis, latar belakang sejarah, kondisi sosio-antropologis masyarakat Arab, kedewasaan Aisyah, serta perkembangan hukum Islam (tarikh tasyri’). Dengan pendekatan ini, dapat dipahami bahwa Islam sebenarnya tidak menganjurkan pernikahan anak.

 

1. Aspek Sanad Hadis

 

Hadis yang menyebut usia Aisyah ketika menikah diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah. Namun, riwayat ini mendapat kritik, terutama karena Hisyam meriwayatkannya ketika ia sudah berusia lanjut di Irak, yang diyakini memengaruhi akurasi ingatannya.

 

Ahli hadis seperti Ya'qub bin Syaibah dan Malik bin Anas menolak riwayat Hisyam ketika ia di Irak, sehingga riwayat tersebut patut dipertimbangkan kembali.

 

2. Aspek Sejarah

 

Dari perspektif sejarah, usia Aisyah saat menikah perlu dikaji lebih mendalam. Menurut Ath-Thabari, keempat anak Abu Bakar As-Siddiq, termasuk Aisyah, lahir pada masa Jahiliyah, sebelum tahun 610 M. Ini berarti Aisyah mungkin lebih tua daripada yang disebutkan dalam riwayat umum.

 

3. Aspek Sosio-Antropologis

 

Budaya memengaruhi usia menikah di berbagai masyarakat. Dalam budaya Arab Badui yang tidak mengenal pendidikan formal, pernikahan di usia muda mungkin lebih umum, berbeda dengan masyarakat perkotaan modern yang biasanya menikah di usia 20-an.

 

Meskipun begitu, Aisyah dikenal lebih dewasa daripada teman sebayanya, karena kepribadian, pengetahuan, dan peran aktifnya dalam membimbing masyarakat.

BACA JUGA:Ramai Gus Menikah di Usia Muda, Inilah Dampak Negatif Pernikahan Dini

 

4. Aspek al-Ahwal asy-Syakhshiyyah*

 

Aisyah adalah satu-satunya istri Nabi yang dinikahi saat masih gadis dan muda, dan pernikahan ini juga memiliki tujuan penting, yaitu melestarikan ilmu-ilmu Islam terkait urusan pribadi.

 

Aisyah meriwayatkan banyak hadis yang berkaitan dengan perempuan dan kehidupan keluarga, yang menjadi sumber pengetahuan Islam.  Sebagaimana disebutkan dalam riwayat bahwa ‘Aisyah dipersunting Nabi berdasarkan perintah Allah yang hadir melalui mimpi. Nabi saw. mengisahkan mimpinya kepada ‘Aisyah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: