Ancaman Resistensi Antimikroba: Masyarakat Diminta Waspada

Ancaman Resistensi Antimikroba: Masyarakat Diminta Waspada

Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) Karawang, Dian Kurniasih--karawangbekasi.disway.id

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Masyarakat diimbau untuk semakin waspada terhadap penyakit Resistensi Antimikroba (AMR) yang kini menjadi salah satu ancaman kesehatan global terbesar. Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) Karawang, Dian Kurniasih, menjelaskan bahwa AMR adalah kondisi di mana mikroba tidak lagi merespon obat antimmikroba.

Berdasarkan proyeksi WHO, jumlah kematian akibat AMR bisa mencapai lebig dari 39 juta kasus antara tahun 2025 hingga 2050. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan manusia, namun juga hewan.

Menurut Dian, AMR memiliki dampak luas yang berpotensi merusak Kesehatan masyarakat, baik melalui hewan peliharaan maupun hewan ternak. Dian mengimbau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan agar tidak memberikan obat tanpa petunjuk medis.

Selain itu, ia menegaskan bahaya menyuntikkan antibiotik secara sembarangan pada hewan ternak, karena residu dari obat tersebut dapat terserap oleh manusia melalui konsumsi daging hewan.

BACA JUGA:ASIH Ingatkan Generasi Muda soal Kesuksesan: Jangan Berharap Instan

BACA JUGA:Terapkan Siskeudes Terbaik, Pemdes Jatisari Raih Penghargaan dari BPKP

”Jangan coba-coba mengobati hewan peliharaan tanpa arahan dokter, dan jangan sembarangan menyuntikkan antibiotik pada hewan ternak tanpa mengikuti aturan yang ada. Tindakan tersebut sangat berbahaya, apalagi bila hewan tersebut dikonsumsi, residu antibiotik dapat bertahan dalam tubuh manusia,” ujar Dian, Kamis (31/10).

Lebih jauh, Dian menekankan bahwa AMR dapat memicu penyakit menular yang lebih fatal akibat berkurangnnya efektivitas antibiotik.

Seiring meningkatnya resistensi mikroba, infeksi menjadi lebih sulit diobati, meningkatkan resiko penyebaran penyakit yang lebih serius. Hal ini berdampak pada layanan kesehatan yang lebih mahal serta membatasi pilihan terapi yang tersedia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyerukan pendekatan ”One Health” dalam menangani AMR, yang berarti masalah kesehatan harus ditangani lintas sektor, termasuk manusia, hewan, dan lingkungan.

BACA JUGA:KPU Menjadwal Ulang Kembali Debat Perdana Pilkada Kabupaten Bekasi, Begini Kata Ali Rido

BACA JUGA:Disdukcapil Karawang Tingkatkan Pelayanan ke Masyarakat Jelang Pilkada 2024

 ”Infeksi yang sulit diobati, resiko penyakit menular yang lebih fatal, dan berkurangnya efektivitas agen antibakteri adalah beberapa dampak buruk AMR. Hal ini membutuhkan penanganan yang menyeluruh,” tutup Dian. ***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: