Sekali Lagi, Motif Kasus Pmbunuhan Brigadir J Sensitif, 18+
JAKARTA- Atensi terhadap kasus kematian Brigadir Yosua datang dari orang nomor satu di Indonesia. Kemarin Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan ketegasannya terkait kasus itu. Dia meminta aparat mengusut tuntas kasus itu tanpa ada keraguan. ’’Jangan ragu-ragu. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Ungkap kebenaran apa adanya,’’ jelas Jokowi. Jokowi menegaskan, jangan sampai penyelesaian kasus itu menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Karena itu, Polri harus serius dan transparan. ’’Citra Polri harus tetap dijaga,’’ terangnya. Bukan kali ini saja Jokowi memberikan atensi pada kasus tersebut. Sejak kasus pembunuhan Brigadir Yosua mencuat, sudah lebih dari tiga kali Jokowi menyampaikan pernyataan senada. Jokowi konsisten memerintahkan agar kasus itu diungkap dan terbuka agar masyarakat tahu bahwa Polri bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di instansinya. Di sisi lain, Deolipa Yumara selaku pengacara Bharada E menyebut narasi terkait kronologi penembakan Yosua sudah sesuai dengan apa yang disampaikan pihaknya. Khususnya terkait alasan Bharada E menembak Yosua. ’’Dari awal, kami menyatakan bahwa Bharada E (menembak Yosua, Red) diperintah oleh atasan,†ujarnya. Terkait hal-hal lain seperti kesaksian Bharada E yang mengaku melihat Sambo memegang senjata, Deolipa mengaku bahwa pihaknya tak pernah berkata demikian. Baca Juga : Kamaruddin: Almarhum Tahu Rahasia Ferdy Sambo, Diduga Terkait Polwan Cantik Di sisi lain, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal memeriksa Sambo pada Kamis (11/8). Itu merupakan kelanjutan dari proses pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM terkait insiden tewasnya Yosua. â€Rabu (hari ini, Red) itu (permintaan keterangan soal) uji balistik. Kamis (minta keterangan) Pak Ferdy Sambo,’’ kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di kantor Komnas HAM. Komnas HAM juga berencana mengagendakan permintaan keterangan terhadap Bharada E. Sebab, keterangan Bharada E yang pernah disampaikan ke Komnas HAM dianggap berbeda dengan yang disampaikan kepada penyidik Polri. Sementara itu, Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD menyatakan bahwa pemerintah mendukung penuh langkah Polri. ’’Khususnya Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang telah serius mengusut dan membuka kasus ini secara terang,†ucapnya. Mahfud juga mendorong Polri untuk memproses dan mengusut puluhan personelnya yang terseret kasus itu. Mulai yang berpangkat jenderal, perwira menengah, hingga semua pihak yang terlibat. Dia ingin mereka ditindak tanpa pandang bulu. â€Tetap ditindak secara proporsional,†tuturnya. Dia memastikan pemerintah akan mengawal penanganan kasus itu hingga tuntas di pengadilan. Mahfud juga mengajak masyarakat untuk terus mengawal kasus tersebut. Pejabat asal Madura itu meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) bekerja dengan sebaik-baiknya dalam penanganan kasus tersebut. ’’Kejaksaan harus proporsional, menangani kasus ini dengan konstruksi hukum yang kuat agar mudah bagi pengadilan dan masyarakat memahami kasus ini sebagai upaya penegakan hukum dan keadilan,†jelasnya. Mahfud juga meminta agar keluarga Yosua dan Bharada E mendapat perlindungan maksimal dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). ’’Melalui mimbar ini, saya juga sampaikan agar Polri memfasilitasi LPSK memberikan perlindungan kepada Bharada E agar dia selamat dari penganiayaan, dari racun, atau apa pun,†paparnya. Dia meminta Polri dan LPSK memastikan agar Bharada E dapat menyampaikan kesaksian secara terbuka di persidangan nanti. Juga, mendapat keuntungan atas pengajuan dirinya sebagai justice collaborator. Mahfud sempat menyinggung motif di balik peristiwa tersebut. Dia menyampaikan, hal itu akan dikonstruksi oleh Polri dan disampaikan pada waktunya. Sebab, motif itu dinilai sangat sensitif. ’’Hanya bisa didengar oleh orang dewasa,’’ tegasnya. Yang penting, lanjut Mahfud, Polri telah mengungkap dan menemukan fakta bahwa tidak terjadi tembak-menembak dalam peristiwa di rumah dinas kepala divisi Propam Polri pada 8 Juli lalu. Ayah Yosua: Terima Kasih Pak Jokowi Pengumuman penetapan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka juga disaksikan keluarga besar Yosua di Jambi. Samuel Hutabarat, ayah Yosua, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo. Sebab, presiden telah tiga kali memerintah Kapolri untuk mengungkap kasus tersebut. ’’Kami juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang sudah membentuk tim khusus untuk mengungkap kematian Yosua,†ucapnya seperti dilansir Jambi Ekspres kemarin (9/8). Samuel juga menyampaikan terima kasih kepada timsus yang telah bekerja maksimal untuk mengungkap aktor utama kasus itu. Dia melanjutkan, sejak awal dirinya tidak yakin ada baku tembak di rumah dinas Kadivpropam. Keyakinannya bertambah kuat setelah melihat jenazah Yosua yang penuh luka di bagian wajah, dada, dan rahang. ’’Sempat saya utarakan kepada Pak Simatupang yang mengantar jenazah, ini bukan ditembak lagi, tapi sudah dianiaya. Ternyata saat ini terbukti bahwa anak kita dianiaya,†ucapnya. Kini Samuel dan keluarganya menunggu keadilan hakim yang akan memvonis para pelaku sesuai perbuatan masing-masing. Bagaimana jika Sambo meminta maaf? Samuel menyebut pintu maaf tetap terbuka. ’’Tetapi, di negara ini ada hukum dan biarkan berjalan sesuai apa yang diperbuat,†tegasnya. Meski demikian, Samuel juga mempertanyakan motif pembunuhan anaknya. Dalam konferensi pers kemarin, Kapolri memang belum menyampaikan motif Sambo membunuh Yosua. ’’Kita masih menunggu tim khusus,†katanya. Samuel berharap Sambo berterus terang kepada penyidik tentang motifnya membunuh Yosua. ’’Kami tak menyangka rumah beliau jadi tempat kejadian ini karena anak kita tak pernah berbicara yang pahit di rumah Pak Ferdy Sambo, selalu yang dibicarakan yang enak saja,†ungkapnya. Kepada istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawati, Samuel meminta agar jangan selalu sembunyi di balik layar. ’’Muncullah ke permukaan, sekarang polisi sudah menetapkan Pak Ferdy sebagai tersangka, jangan lagi menyembunyikan diri. Jujurlah kepada penyidik,†pintanya. Dia mengatakan, kondisi istrinya, Rosti Simanjuntak, kembali shock setelah mendengar kepastian anaknya ditembak mati oleh Bharada E atas perintah Sambo. “Perasaan dia sebagai ibu tentu sangat sedih mendengar anak kita diperlakukan begitu,†katanya. (bbs/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: