Sudah Ramai, Dinkes Bekasi Mulai Seriusi Dugaan Pelecehan Oknum Dokter RSUD Cabangbungin
Gedung RSUD Cabangbungin Kabupaten Bekasi--
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi mulai seriusi kasus dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang oknum dokter di RSUD Cabangbungin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. Alamsyah, mengatakan pihaknya akan mendalami lebih lanjut kasus tersebut melalui investigasi internal.
“Langkah konkret yang kami ambil saat ini adalah melakukan investigasi ke internal RSUD Cabangbungin. Setelah itu, kami akan melakukan tindakan lanjutan sesuai aturan yang berlaku,” kata dr. Alamsyah kepada Cikarang Ekspres, Rabu (18/6).
Dijadwalkan, Kamis (19/6), Dinkes akan memanggil Direktur RSUD Cabangbungin untuk mendalami laporan dugaan pelecehan tersebut. Pertemuan itu juga akan menjadi dasar Dinkes untuk mengambil sikap sesuai kewenangannya.
Saat ditanya soal pengawasan kode etik profesi dokter di RSUD, dr. Alamsyah menegaskan bahwa hal tersebut merupakan ranah organisasi profesi, bukan Dinas Kesehatan.
“Kode etik profesi merupakan kewenangan organisasi profesi. Dinkes, seperti OPD lainnya, bertindak berdasarkan aturan kepegawaian yang ada,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pembinaan terhadap pegawai dilakukan oleh atasan langsung. Dalam konteks RSUD, hal itu menjadi tanggung jawab direktur rumah sakit yang nantinya melaporkan ke Dinkes untuk ditindaklanjuti.
“Komitmen kami jelas, menjaga integritas pelayanan kesehatan. Kami akan bertindak profesional dalam menangani setiap dugaan pelanggaran, terlebih jika menyangkut kenyamanan dan keselamatan pasien,” tegasnya.
Kronologi Dugaan Pelecehan
Sebelumnya diberitakan, seorang warga berinisial M (29) mengaku menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh oknum dokter berinisial BL di RSUD Cabangbungin. Korban mengaku diminta berpura-pura sakit agar bisa dibawa ke ruang USG, bahkan ditawari uang Rp200 ribu untuk masuk ke mobil sang dokter.
Kejadian ini bermula sejak akhir 2023, saat M mendampingi ayahnya berobat ke rumah sakit. Saat itu, dokter BL meminta nomor kontak korban dengan dalih hasil pemeriksaan menunjukkan ayahnya mengidap tumor. Namun, belakangan korban mengetahui diagnosa tersebut tidak benar. “Ternyata dia hanya cari alasan buat minta nomor saya. Setelah saya kasih, dia bilang bohong, bapak saya cuma kena paru-paru,” ujar korban.
Setelah itu, komunikasi via WhatsApp antara korban dan dokter terus berlanjut, bahkan mulai mengarah pada percakapan yang tidak pantas. Dokter juga sempat meminta korban berpura-pura mengalami sakit perut bawah agar bisa masuk ruang USG. Karena menolak, korban kembali diajak ke mobil dan ditawari uang tunai.
“Dia bilang nanti kasih uang Rp200 ribu. Tapi saya tolak, karena saya takut dan risih. Dia juga sempat hapus WA-nya, tapi saya sudah screenshot semua,” kata korban.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: