Harus Tau Nih, Kondisi Paru-Paru Penyintas COVID-19 Lebih Parah Dari Perokok?

Harus Tau Nih, Kondisi Paru-Paru Penyintas COVID-19 Lebih Parah Dari Perokok?

SEBAGAIMANA diketahui, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih berlangsung di Indonesia. Untuk menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19 yang meningkat, pemerintah bahkan terus melanjutkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Meski upaya PPKM Level 4 terus dilakukan hingga awal Agustus 2021, dengan membatasi mobilitas masyarakat. Namun angka kasus harian di Indonesia tetap tinggi hingga mencapai dikisaran 30 ribu hingga 40 ribu. Dengan pertambahan kasus harian yang tinggi, penyebaran virus corona menyumbang angka hingga lebih dari 3 juta kasus di tanah air. Berbanding dengan angka kasus positif, dilaporkan bahwa pasien Covid-19 yang sembuh juga mencapai 2,5 juta. Meski sudah sembuh, ternyata para penyintas Covid-19 masih dihantui dengan berbagai risiko kesehatan lain. Efek dari Covid-19 dikenal menyebabkan kerusakan pada sejumlah organ tubuh. Mayo Clinic melaporkan bahwa organ yang terdampak parah dari Covid-19 adalah paru-paru selain jantung dan otak. “Jenis pneumonia sering dikaitkan dengan kasus Covid-19 karena menyebabkan kerusakan terhadap kantung udara kecil (alveoli) di dalam paru-paru. Efek dari hal tersebut menyebabkan kerusakan pada jaringan dan menimbulkan masalah kesehatan pernapasan dalam jangka waktu yang panjang.â€ tulis keterangan dari Mayo Clinic. Sebelumnya berdasarkan informasi yang tersebar di medsos dikatakan bahwa efek yang parah dari virus corona menyebabkan paru-paru penyintas Covid-19 lebih parah dari para perokok jangka panjang. Dilansir dari Wusa9, dua ahli paru menyatakan setuju terhadap informasi tersebut. Namun, mereka meyakini bahwa kerusakan tersebut tidak dapat terjadi pada seluruh kasus Covid-19. Tidak semua paru-paru dari orang yang pulih Covid-19 dapat lebih buruk seperti kabar yang tersebar. “Paru-paru pasien Covid-19 yang parah akan lebih buruk dari pada paru-paru perokok. Tapi pada kasus ringan, kemungkinan tidak.â€ ujar Dr. Panagis Galiatsatos di Johns Hopkins School of Medicine. Sambil menambahkan Dr. Galiatsatos menjelaskan bahwa ganasnya Covid-19 bahkan dalam kasus yang ringan dapat merusak paru-paru seperti satu dekade merokok. Selaras dengan pernyatan dari Dr. Galiatsatos, ahli paru lainnya yakni Dr. Michael Matthay, profesor Kedokteran di University of California, San Francisco juga setuju. Hal tersebut dikarenakan Covid-19 berdampak pada fungsi paru-paru yang semakin buruk. Untuk membuktikan hal tersebut keduanya melakukan identifikasi melalui hasil pencitraan x-ray pada paru-paru orang yang sehat, paru-paru pasien covid-19 dan paru-paru perokok aktif. Dari ketiga hasil x-ray tersebut mereka meyakini bahwa pada paru-paru pasien Covid-19 mempunyai tingkat kerusakan paling tinggi. Gambar X-ray tersebut memaparkan adanya peradangan dan infeksi yang aktif dalam paru-paru. Namun bukan berarti atas kasus Covid-19 ini menjadi lebih baik untuk merokok. Pasalnya Dr Matthay mengatakan bahwa cedera paru-paru setelah Covid-19 ini mempunyai kesempatan untuk pulih. Beda dengan kerusakan paru akibat merokok karena pemulihannya minimal. (kbe/Wusa9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: