Belajar dari Aliando Syarief, Ini Gejala dan Penyebab OCD, Simak!
JAKARTA - Aliando Syarief menderita OCD atau Obsessive Compulsive Disorder. Pengakuan tiba-tiba dari aktor ganteng itu mengejutkan para penggemarnya. Aliando Syarief diketahui sempat vakum dari dunia hiburan. Wajahnya yang biasa menghiasi layar kaca tiba-tiba lenyap. Ternyata, Aliando Syarief menderita OCD yang membuatnya kesulitan beraktivitas sehingga memutuskan untuk vakum. Aliando membuat pengakuan tersebur saat melakukan siaran langsung lewat akun pribadinya di Instagram. “Saya kena OCD,†kata Aliando Syarief, Jumat 28 Januari 2022. “Gue harus punya terapi beberapa tahun, setahun lebih,†tambah pemeran dalam sinetron Ganteng-Ganteng Serigala tersebut. Jadi, apa itu OCD? Mengutip dari Mayo Clinic, OCD merupakan pola pikir dan ketakutan yang tidak diinginkan alias obsesi. Seseorang yang menderita OCD juga memiliki kecenderungan memiliki perilaku yang terus berulang alias kompulsi. Nah, oleh karena itu, gejala pada penderita OCD ada dua yaitu gejala obsesi dan gejala kompulsi. Sayangnya, gejala-gejala ini bisa disadari atau pun tidak oleh penderita OCD. Seorang penderita bisa menyadari bahwa obsesi dan kompulsi mereka berlebihan atau tidak masuk akal. Meski begitu, mereka menghabiskan banyak waktu dan mengganggu rutinitas harian, fungsi sosial, sekolah atau pekerjaan. “Obsesi OCD ada pikiran, desakan, dan gambaran yang berulang, terus-menrus, dan tidak diingannkan dan menyebabkan penderitaan atau kecemasan,†tulis Mayo Clinic, Jumat (28/1). Adapun beberapa obsesi yang kerap terjadi ialah takut teradap kontaminasi atau kotoran, keraguan dan kesulitan menoleransi ketidakpastian, membutuhkan hal-hal yang teratur dan simetris. Penderita OCD juga kerap memiliki pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali dan melukai diri sendiri atau orang lain serta pikiran yang tidak diingankan seperti agresi atau subjek seksual atau agama. Kompulsi OCD adalah perilaku berulang yang membuat penderita merasa terdorong untuk melakukannya. Tindakan mental ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi yang dirasakan penderita OCD. Namun, tindakan kompulsi tidak membawa kesenangan dan mungkin hanya menawarkan bantuan sementara dari kecemasan. (jpnn/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: