Bappeda Bekasi Susun Dokumen Rencana Induk Peta Jalan Riset dan Inovasi Pembangunan
Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi Dwi Sigit Adrian saat memimpin apel pagi bagi seluruh ASN di Plaza Pemerintah Kabupaten Bekasi--
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID, CIKARANG - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, tengah menyusun dokumen Rencana Induk Peta Jalan Riset dan Inovasi Pembangunan.
Yakni, Dokumen resmi yang bakal menjadi pedoman bagi perangkat daerah dalam mengajukan kajian atau riset yang relevan dengan isu prioritas daerah.
Rencananya, dokumen bakal dikenalkan pada dalam Diklatpim II.
“Selama ini perangkat daerah masih bingung ketika diminta usulan kajian. Dengan adanya dokumen peta jalan riset yang selaras dengan RPJMD, hasil kajian dapat langsung diimplementasikan dalam program kegiatan,” kata Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Dwi Sigit Andrian saat memberikan amanat pada apel pagi ASN Bekasi, di Plaza Pemkab, Cikarang Pusat, Senin (29/09/2025).
Dia juga mengimbau seluruh perangkat daerah agar dalam menyusun perencanaan pembangunan lebih mengutamakan kesesuaian dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), serta berorientasi pada pencapaian indikator kinerja.
Karena menurut Sigit, pelayanan publik harus terus ditingkatkan sehingga tidak menimbulkan keluhan dari masyarakat. Selain itu, perangkat daerah juga diminta segera menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) agar pelaksanaan APBD Perubahan dapat berjalan tepat waktu.
“Dalam penyusunan RKA agar disesuaikan kembali dengan program, sasaran, kode rekening, serta besaran satuan biaya. Yang terpenting, perencanaan harus selaras dengan kewenangan tupoksinya, jangan sampai perangkat daerah mengerjakan hal yang sama,” tegasnya.
Sigit menjelaskan, Bappeda telah melakukan verifikasi Rensra agar sinkron dengan RPJMD. Hal ini menjadi langkah awal untuk menyusun perencanaan pembangunan tahun 2026 yang lebih fokus pada kegiatan prioritas, bukan sekadar rutinitas.
Di akhir sambutannya, dia berpesan agar setiap ASN mengikuti aturan yang telah dikeluarkan pemerintah daerah dengan penuh tanggung jawab, termasuk terkait ketentuan pakaian dinas dan kegiatan pengajian. Ia menegaskan, apel pagi bukan sekadar kewajiban, tetapi sarana mempererat kebersamaan dan menyamakan semangat kerja.
“Apel ini penting, bukan hanya karena takut diabsen atau takut TPP dipotong. Tapi karena di sinilah kita bisa mendapatkan informasi, menjaga silaturahmi, dan menunjukkan kesiapan kita menjalankan tugas di minggu ini,” pungkasnya. (adv)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: